web analytics
header

Warga Lae-Lae: Tolak Reklamasi Tanpa Negosiasi

Sumber: Dokumentasi Tim Eksepsi
Sumber: Dokumentasi Tim Eksepsi
Sumber: Dokumentasi Tim Eksepsi

Makassar, Eksepsi Online – (24/6) Di Pesisir Pantai Pulau Lae-Lae,  Konferensi Pers digelar pada Jumat (23/6) pukul 16.20 WITA. Andra Dg. Bau berdiri mewakili warga Pulau Lae-Lae untuk menyuarakan penolakan reklamasi. 

Mengawali pernyataan pada  Konferensi Pers, Dg. Bau  dengan tegas menyatakan alasan penolakan warga Pulau Lae-Lae karena profesi sebagian besar warganya ialah nelayan. 

“Sebab, apabila terjadi reklamasi di wilayah tangkap kami maka kami akan berkekurangan pendapatan atau ruang hidup selanjutnya,” ungkap Dg. Bau.

Dg. Bau menegaskan bahwa penolakan reklamasi tersebut bukan sebagai bentuk perlawanan, melainkan semata-mata untuk mempertahankan wilayah dan hak warga sebagai nelayan.

“Kami tidak ingin ada negosiasi tentang reklamasi,” tegasnya kembali disusul sorakan “Tolak Reklamasi!” dari warga Lae-Lae.

Ia menuturkan bahwa sangat disayangkan apabila wilayah tangkap para nelayan akan direklamasi dan menghancurkan karang-karang yang ada di laut. Bagi nelayan seperti mereka, menjaga laut sangatlah penting.

Pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) sendiri beberapa kali mengadakan sosialiasi yang telah dihadiri oleh perwakilan warga, namun Dg. Bau dengan tegas mengungkapkan bahwa warga yang mengikuti sosialisasi tersebut bukanlah representatif dari warga Pulau Lae-Lae. 

“Sekali lagi yang menerima Bapak masuk bernegosiasi di Pulau Lae-Lae, yang menerima Bapak ingin rencana reklamasi di Lae-Lae, siapapun mereka, itu bukan wakilnya warga Pulau Lae-Lae!” tandas Dg Bau.

Menambahkan pernyataan penolakan reklamasi, Mama Fuji yang juga sebagai perwakilan warga Pulau Lae-Lae mengatakan bahwa pada tahun 1997, warga Pulau Lae-Lae pernah digusur oleh Pemerintah. Baginya, kunci dari reklamasi ini ialah ada pada warga itu sendiri.

“Kita tidak punya uang untuk melawan pemerintah. Cuma satu (kuncinya), kita harus kompak di Pulau Lae-Lae ini,” kata Mama Fuji.

Kekompakan itu diperlihatkan warga Pulau Lae-Lae dalam menolak reklamasi, baik itu dalam aksi-aksi di depan kantor gubernur, penghadangan pihak Pemprov yang berakhir dengan penangkapan warga, hingga aksi lain yang secara jelas menunjukkan ketegasan sikap mereka dalam menolak reklamasi.

Menutup dialog, Mama Fuji berharap agar Pemprov dan PT. Yasmin selaku pihak pengemban menghentikan rencana pembangunan reklamasi di Pulau Lae-Lae.

“Tolong Pemprov atau PT. Yasmin, hentikan apa yang dicita-citakan di Pulau Lae-Lae ini. Minta maaf, Pak, kami tetap melawan dan menolak reklamasi di Lae-Lae,” harapnya. (adp)

Related posts: