Makassar, Eksepsi Online — (30/07) Sejumlah warga yang bergabung dalam koalisi antara warga Mula Baru, Tamala’lang, Alamanda, dan Akasia kompak melakukan aksi sebagai bentuk penolakan terhadap Lokasi proyek pengolahan sampah berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di sekitaran Jl. Ir. Sutami pada Selasa (29/07).
Warga melakukan aksi penolakan ini dengan alasan bahwasanya warga tiba-tiba mendengar jika PLTSa akan dibangun di sekitar wilayah mereka yang notabene merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang lumayan tinggi. Salah satu warga Mula Baru yang akrab disapa Ibu Novi mengatakan bahwa para warga sebenarnya tidak menolak pembangunan PLTSa tersebut, tetapi pemilihan lokasinya yang ditolak.
”Sebenarnya kami tidak menolak program pemerintah ini, cuma kami menolak lokasinya. Lokasinya yang terlalu dekat dengan pemukiman warga,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ibu Novi juga mengutarakan keresahannya terkait pembangunan PLTSa tersebut jika nantinya dibangun di sekitar permukiman warga.
“PLTSA ini dekat sekali dengan rumah kami, tapi belum ada kesepakatan atau tandatangan pemerintah bahwasannya akan mau dibangun di sini, dekat sekali dengan rumah warga. Baru kita tahu bahwasanya polusi dari PLTSA itu sangat banyak. Seperti polusi udara dampaknya kan, limbahnya, kemudian kemacetan.”
Sementara itu, Pak Akbar selaku Koordinator Aliansi GERAM (Gerakan Masyarakat Menolak) sekaligus Ketua RW Mula Baru menyatakan bahwa masyarakat sendiri tidak dilibatkan dalam pembahasan mengenai AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat yang hidup di sekitar lokasi yang nantinya akan dibangun PLTSa tersebut.
“Dari pihak kemarin dari PT SUS (Perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pembanguan PLTSa) menyatakan intinya dia bilang kalau begini, ‘ini barang sudah jadi, sudah jadi ini barang karena disetujui oleh pemerintah sebelumnya’. Jadi muncul kekhawatiran kami, loh kok kami tidak dilibatkan di dalam terjadinya ini barang. Kita ini seolah-olah sudah digadaikan tanpa kita ketahui. Tiba-tiba muncul ada pembangunan, ada peletakan batu pertama,” ungkap Pak Akbar.
Pada akhirnya Pak Akbar mewakili masyarakat sekitar berharap bahwa pemerintah khususnya instansi-instansi terkait akan merespon dan mendengar keresahan warga Mula Baru, Tamala’lang, Alamanda, dan Akasia. Ia menegaskan bahwa masyarakat melakukan demo karena merasa hatinya terpanggil untuk melindungi hak-haknya, maka dari itu ia sangat berharap jika pemerintah mau membantu meraka dan berpihak di sisi masyarakat untuk menolak lokasi pembangunan PLTSa tersebut. (Sia)