Makassar, Eksepsi Online – (30/08) Pada Jumat, 29 Agustus 2025, sekitar pukul 13.00 WITA, puluhan massa aksi berkumpul untuk menyuarakan solidaritas darurat kekerasan aparat. Aksi ini merupakan bentuk perlawanan yang lahir dari kemarahan atas tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap masyarakat sipil, dengan mengokupasi pintu satu Universitas Hasanuddin (Unhas).
Dalam orasi-orasi yang disampaikan, massa menegaskan bahwa aparat kepolisian sepatutnya melindungi dan mengayomi rakyat, bukan menjadi ancaman bagi mereka.
“Kehadiran kita merupakan representasi dari penolakan terhadap penindasan, sekaligus tanda bahwa kita bangkit untuk menantang dan melawan.” ujar salah satu massa aksi dengan lantang dalam orasinya.
Sebagai wujud penguatan solidaritas, massa serentak mengepalkan tangan sebagai simbol persatuan lalu mengucapkan Sumpah Mahasiswa Indonesia sebagai ikrar perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan. Aksi juga diwarnai dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka sebagai ungkapan cinta tanah air dan tekad menjaga hak warga dari tindakan aparat yang sewenang-wenang.
Massa aksi juga memberikan perhatian khusus dengan membuka akses jalur bagi kendaraan ambulance serta para pengendara ojek online (ojol) agar dapat melewati blokade dengan aman. Meski demikian, akses utama di sekitar pintu satu kampus terpaksa dialihkan untuk meredakan kemacetan yang terjadi akibat aksi tersebut. Aksi berlangsung dengan semangat perjuangan yang tinggi, dan para peserta membawa simbol perlawanan berupa bendera dengan gambar tengkorak yang terinspirasi dari anime One Piece.
Para peserta aksi diimbau untuk mempererat barisan dan menjaga kebersamaan, agar perjuangan mereka tidak terganggu oleh upaya provokasi.