Makassar, Eksepsi Online – (31/10) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Penalaran Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil menghelat Nalar Scientific Fest 2025 yang mencakup rangkaian acara mulai dari pembukaan lomba karya tulis ilmiah, seminar nasional, hingga penutupan lomba. Berlangsung di Menara Phinisi UNM dengan tema “Kolaborasi penelitian ilmiah untuk pendidikan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.” Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa berbagai perguruan tinggi untuk menunjukkan kreativitas dan penelitian ilmiah mereka.
Pada pembukaan di Ballroom B, Lantai 1 Menara Pinisi UNM, Ketua Panitia, Muhammad Ammar Latif menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari semua elemen dan berharap evaluasi dari lomba dapat dijadikan bahan perbaikan ke depan.
Pembina LPM Penalaran UNM, Yusri, menyambut antusiasme peserta dan panitia, dan menekankan harapan agar semangat ilmiah terus berkembang memberikan kontribusi positif untuk pendidikan di Indonesia. Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNM, Prof. Uca, mewakili Rektor UNM.
Agenda hari berikutnya, Sabtu (25/10), menghadirkan Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Pembelajaran Bermakna: Strategi Nasional Penerapan Deep Learning dan Kecerdasan Artifisial,” di Ballroom Teater Lt. 3 Menara Phinisi UNM. Seminar ini diikuti oleh audiensi yang beragam dari guru, dosen, pelajar, hingga masyarakat umum.
Pemateri pertama, Dr. Nur Berlian Venus Ali, mengapresiasi seminar terselenggaranya sebagai wadah kelahiran ide-ide strategi bagi kemajuan pendidikan. Rudi Mansyur memandang seminar ini sebagai dorongan untuk transformasi pendidikan yang inklusif dan berkeadilan di era kecerdasan artifisial.
Penutupan lomba karya ilmiah diadakan pada hari yang sama di lokasi serupa. Ketua Panitia menyatakan rasa terima kasih atas kelancaran rangkaian kegiatan dan mengapresiasi dedikasi seluruh peserta, juri, sponsor, dan panitia.
Ketua Umum LPM Penalaran, Wanda, memberikan apresiasi atas kerja keras semua pihak dan menegaskan bahwa Nalar Scientific Fest bukan sekedar kompetisi, tetapi juga sebuah gerakan membangun jejaring dan semangat ilmiah dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045
Nurfadillah Umar, sebagai alumni menegaskan pentingnya menjadikan pengalaman di ajang ini sebagai awal kontribusi yang berkelanjutan demi dunia pendidikan dan penelitian, dengan keyakinan bahwa karya kecil yang konsisten dapat membawa perubahan besar bagi bangsa. (Nzl)


