web analytics
header

Misteri & Buntut Tindakan Provokatif di Unhas

Belasan motor mengalami kerusakan akibat ditumbangkan oknum provokator yang melakukan penyerangan di Parkiran FH-UH, Rabu (20/5). [Sup]

Belasan motor mengalami kerusakan akibat ditumbangkan oknum provokator yang melakukan penyerangan di Parkiran FH-UH, Rabu (20/5). [Sup]
Belasan motor mengalami kerusakan akibat ditumbangkan oknum provokator yang melakukan penyerangan di Parkiran FH-UH, Rabu (20/5). [Sup]

Makassar, Eksepsi Online-Konflik yang dipersepsikan melibatkan mahasiswa antarfakultas kembali terjadi di Unhas. Pemicunya terjadi pasca pertandingan tim Hukum A Vs Teknik Perkapalan pada Liga Unhas di Lapangan Sepak Bola II Unhas, Selasa (12/5). Berawal dari pelemparan batu ke arah parkiran Fakultas Hukum Unhas (FH-UH) oleh beberapa orang dari tepi jalan, konflik kini seperti sulit diakhiri. Pelemparan terjadi sekitar pukul 18.00 Wita. Berselang beberapa jam setelah pelemparan, replika kapal karya mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknik (FT) Unhas dibakar oleh oknum tertentu. Beberapa hari setelahnya, ditemukan sejumlah bom molotov di parkiran FH-UH.

Puncak dari tindakan provokatif tersebut adalah pelemparan terhadap jendela sekretariat lembaga kemahasiswaan (Lema) FT oleh oknum misterius. Hal itu diterangkan Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa FT Unhas (Sekjen SMFT-UH) Periode 2014-2015 Muhammad Zulkhaer Ady. Kejadiannya terjadi sekitar pukul 22.00 Wita, Rabu (20/5). Pihaknya pun katanya sempat mengejar pelaku. Dalam waktu hampir bersamaan, pukul 22.30 Wita, penyerangan terjadi di parkiran utama FH-UH. Belasan motor mengalami kerusakan setelah ditumbangkan. Sebanyak tiga mobil pun mengalami kerusakan badan dan pecah kaca depan akibat dihantam benda tumpul oleh para provokator.

Berdasarkan keterangan dari beberapa saksi mata, para penyerang muncul di parkiran FH-UH melalui koridor Fakultas Ekonomi dan Bisnis FH-UH yang berbatasan dengan FH-UH. Saksi mata melihat para pelaku berjumlah sekitar belasan orang. Di Parkiran FH-UH, lima di antara pelaku terlihat berada di depan dan melakukan pelemparan. Satu di antara pelaku yang mengenakan skrap dan menenteng parang maju dan berteriak, “Siapa mahasiswa Fakultas Hukum sini?”

Mahasiswa FH-UH yang sedang duduk beristirahat di depan ruang Dapur Jurnal, di sela latihan untuk persiapan Inaugurasi Angkatan Diplomasi 2014 FH-UH, berpencar. Para oknum tersebut pun melakukan pengerusakan kendaraan secara bebas sekitar 10 menit. Kaca jendela Ruang Guru Besar dan kaca pintu Ruang Unit Konsultasi dan Bantuan Gukum pun pecah akibat lemparan. Selain itu, lembarn batu juga mengenai mahasiswa angkatan 2013 FH-UH Supriadi. Kepalanya pun bengkak dan lengan tangan kirinya memar. “Saya melihat ada lima orang yang melempar. Tapi di belakangnya masih terlihat belasan orang. Mereka melempar secara membabi buta,” tutur.

Pada malam yang sama setelah kejadian sejumlah pihak berdatangan di FH-UH. Di antaranya Wakil Rektor III Unhas Abdul Rasyid, Wakil Dekan I FH-UH Prof Ahmadi Miru, dan Wakil Dekan II FH-UH Syamsuddin Muchtar, sejumlah anggota Satuan Pengamanan (Satpam), dan kepolisian.

Setelah kejadian penyerangan di kedua fakultas secara bersamaan, kedua pihak mahasiswa pun berjaga di sekretariat Lema-nya masing-masing. Satpam Unhas pun terlihat berjaga-jaga di pelataran Gedung Mata Kuliah Umum (MKU) Unhas, yang terkenal rawan menjadi lokasi bentrok. Selain itu, Satpam juga terlihat sibuk mengadakan patroli.

Bukan Konflik Antar-Lema

Kejadian penyerangan pada kedua fakultas itu menimbulkan anggapan bahwa konflik terjadi antarmahasiswa kedua fakultas atas nama Lema. Namun pihak terkait menyatakan bahwa konflik tersebut dipicu pihak ketiga untuk melakukan tindak provokatif. Tujuannya diduga kuat untuk menimbulkan kisruh antara kedua belah pihak mahasiswa. Perkiraan itu sejalan dengan pendapat Presiden BEM FH-UH Ahmad Tojiwa Ram. Meski belum bisa menyimpulkan pihak mana para pelaku, ia menegaskan bahwa konflik itu bukan antar-Lema.

Ahmad pun menyatakan tengah membangun komunikasi kelembagaan dengan pihak Lema FT untuk menurunkan tensi konflik, serta mempertegas persepsi bahwa konflik bukan antar-Lema. Pihaknya pun tengah mengumpulkan bukti dan mencari pelaku, serta akan menempuh upaya hukum. “Setelah kami menganalisis fakta yang ada, memang bukan konflik antarmahasiswa. Bukan konflik institusi. Tetapi konflik yang memang ada setingan dari pihak provokator yang ingin mengadu domba pihak mahasiswa,” tuturnya.  

Sejalan dengan Ahmad, Sekjen SMFT-UH Muhammad Zulkhaer Ady menegaskan bahwa konflik yang terjadi bukan konflik Lema. Tindakan provokasi tersebut menurutnya hanyalah ulah oknum dan di luar koordinasi kelembagaan. Ia menilai, tindakan penyerangan akan jauh-jauh hari dilakukan di FH-UH sejak konflik berawal, jika memang melibatkan Lema FT. Alasan lainnya, penyerangan di FH-UH terjadi saat pengurus Lema FT standby di sekretariat untuk rapat membahas teknis aksi untuk menuntut penyelesaian masalah internal kemahasiswaan FT keesokan harinya. Ia pun menepis kabar ancang-ancang pihak Satpam Unhas di FH-UH pada Rabu sore (20/5) bahwa massa FT akan melakukan penyerangan.

Zulkhaer pun menjamin koordinasi terjadi di Lema FT. Ia menyatakan bahwa secara kelembagaan, mahasiswa teknik akan menyampaikan ke senat mahasiswa jika akan melakukan aksi. “Tidak ada sama sekali instruksi (secara kelembagaan, Red) dari teknik,” tuturnya. “Kalau Teknik, kelembagaan akan mengikat sekali dengan struktur dan kulturnya. Jadi teman-teman sampai sekarang belum ada instruksi. Yang kemarin kami tahu betul itu provokasi, karena kami punya agenda (ujuk rasa mahasiswa teknik terkait persoalan internal lembaga kemahasiswaannya, Red) dan kita diganggu,” tambahnya.

Untuk mengurai tensi konflik, Zul mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak BEM FH-UH dan menyepakati untuk saling menenangkan massa, sembari menggagas agenda diskusi kelembagaan secara bersama-sama. “Ini kan konflik yang dibuat-buat. Dan sebenarnya konflik ini konflik tidak jelas. Karena kita tidak berkonflik sebenarnya, kita cuma dianggap berkonflik,” tuturnya. “Toh dalam tataran aliansi (Aliansi Unhas Bersatu, Red), Hukum dan Teknik yang paling sering sama-sama,” tambahnya.

Wakil Dekan III FT Unhas Daeng Paroka juga tidak sepakat penyerangan-penyerangan di kedua fakultas tersebut dicap sebagai konflik antar Lema, melainkan oknum belaka. Ia pun belum bisa memvonis siapa dan apa motif pelaku. Baginya, persoalan itu jangan sampai digiring menjadi konflik Lema. Rapat koordinasi antarpihak dekanat dan Lema se-Unhas, menurutnya akan dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut. “Jangan karena kebetulan yang terlibat mahasiswa Hukum, satunya mahasiswa Teknik, kemudian kita katakan ini konflik lembaga,” tuturnya.

Pandangan lain diungkapkan Wakil Dekan III Unhas hamzah Halim. Ia menilai bahwa bahwa memang ada aksi provokatif untuk menimbulkan konflik antarmahasiswa di Unhas. Ia juga menilai bahwa konflik terebut sengaja dilakukan agar mahasiswa unhas tidak aktif menyikapi isu-isu nasional yang berkembang, termasuk Hari Kebangkitan Nasional. “Ini memang mengindikasikan bahwa kita digiring untuk konflik,” tuturnya. “Kalau Unhas ke luar (melakukan aksi demonstrasi, Red), pasti goyang Makassar. Caranya supaya tidak keluar, diadu di dalam,” tandasnya.

Di sisi lain, Wakil Rektor III Unhas Abdul Rasyid berpandangan bahwa kejadian penyerangan adalah imbas dari pelemparan batu ke parkiran FH-UH pasca pertandingan sepak bola. “Saya belum berani mengatakan ini provokator dari luar, karena kita belum memiliki alat bukti. Jadi sampai sekarang saya masih mengatakan bahwa ini masih murni efek jadi kejadian pertandingan sepak bola yang sebenarnya harusnya sudah selesai karena malam itu (setelah kejadian, Red) kita sudah pertemukan antara pembina kemahasiswaan Fakultas Teknik dan BEM Fakultas Hukum. Jadi saya katakan bahwa ini masih murni antara mahasiswa dengan mahasiswa,” tuturnya.

Abdul Rasyid pun menyatakan akan menindak tegas setiap pelaku yang terbukti terlibat dalam penyerangan tersebut. Pihak kepolisian pun telah ia libatkan. “Saya katakan sama Satpam, tidak usah dua yang kau tangkap (pelaku, Red), satu saja untuk mendapatkan pengakuannya, maka saya akan proses. Dan ketika terbukti, saya akan keluarkan dari kampus,” tegasnya.

Dalam mengamankan situasi kampus, pihak Satpam Unhas pun semakin memperketat pengamanan. Anggota Satpam Unhas Nurdin mengutarakan bahwa sejak konflik mulai, pihaknya mengadakan pengamanan tetap di sekitar Baruga AP Pettarani dan pelataran MKU yang seringkali jadi tempat tawuran. Selain itu, pihak Satpam juga mengadakan koordinasi dengan anggota pengamanan di setiap fakultas. “Kami melakukan patroli dan penjagaan. Jadi kami standby memang sampai pagi,” tuturnya. “Sejak kejadian itu (konflik, Red), anggota satpam memang siap siaga,” tambahnya.

Konflik Berimbas pada Jam Malam

Menanggulangi konflik di tataran kampus, Wakil Rektor III Unhas Abdul Rasyid mengatakan akan memberlakukan aturan pembatasan jam malam. Ia menyatakan bahwa konflik selama ini rawan terjadi pada malam hari dan sulit terindentifikasi. “Saya akan jadikan ini (kasus penyerangan, Red) momentum untuk menyatakan bahwa mari kita beraktivitas secara maksimal pada pagi sampai sore hari. Dan pada malam hari, mari kita belajar dan beristirahat,” tuturnya. “Kita identifikasi memang selalu malam itu rawan. Makanya kita larang kegiatan malam,” tambahnya.

Ia pun menyatakan telah mengundang pada wakil dekan III lingkup Unhas untuk menghimbau kepada mahasiswa agar tak menjadikan kampus tempat malam. Pemantauan aktivitas malam tersebut akan dijadwal rutin. Baginya, konflik harus dihentikan demi menjaga keamanan kampus. “Jadi dalam waktu dekat kami akan banyak jalan untuk mengingatkan kembali (kepada mahasiswa, Red), bukan untuk langsung menyuruh pulang, tapi bagaimana kita mengingatkan mari mi kita beristirahat. Selain itu, juga mulai memikirkan tentang sistem pengamanan yang harus kita bangun lebih baik. Kampus kita ini kan open access. Untuk mengidentifikasi orang yang masuk itu kan susah sekali,” tuturnya.

Ditanyai megenai batas waktu mahasiswa bemalam, Abdul Rasyid mengatakan tetap berpedoman pada Peraturan Rektor Unhas No: 1595/UN4/05.10/2013 tentang Ketentuan Tata Tertib Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Universitas Hasanuddin. Meski begitu, ia tetap akan melakukan pengetatan sehingga hanya kegiatan tertentu yang diizinkan hingga pukul 22.00 Wita. “Kita akan breakdown ke bawah, kegiatan apa yang bisa sampai pukul 22.00 Wita. Karena tidak mungkin WD III duduk menunggu hingga pukul 22.00,” tuturnya. “Selama kita bisa me-manage waktu, semua bisa kita kerjakan,” tambahnya.

Terkait pembatasan jam malam, Wakil Dekan III FT Daeng Paroka mengakui telah mengadakan pertemuan dengan Wakil Rektor III dan menghasilkan kesepakatan untuk kembali menegaskan pembatasan jam malam. Menurutnya dalam waktu dekat, di setiap fakultas, termasuk di FT akan diadakan kunjungan ke pihak mahasiswa untuk menegaskan aturan tersebut. “Kami tadi sudah sepakat dengan WR III bahwa akan disosialisasikan kembali itu aturan. Bahkan bahasanya tadi itu mungkin batasannya sampai jam 7 atau jam 8 malam. Kecuali ada kegiatan tertentu, itu diizinkan sampai jam 10 malam,” tuturnya.

Senada dengan itu, Wakil Dekan III FH-UH Hamzah Halim menilai perlunya pembatasan jam malam. Baginya, mahasiswa yang bermalam kebanyakan tidak melakukan kegiatan yang bermanfaat. Menurutnya, jika serius, mahasiswa bisa menyelesaikan kegiatannya di kampus pada siang hari. Selain itu, beban biaya listrik juga menurutnya menjadi alasan kuat. Ia juga tidak memungkiri bahwa konflik belakangan mendari dasar penguatan pembatasan jam malam. Katanya, pemberlakuan jam malam akan dilakukan pada semester depan. “Kejadian terakhir ini (penyerangan, Red), mungkin karena tidak ada yang dikerja dan menginap di kampus, akhirnya berujung pada hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

Di sisi lain, Sekjen Muhammad Zulkhaer Ady  menyatakan menolak pelarangan jam malam untuk mahasiswa berkegiatan. Menurutnya, jam malam bukanlah sebab terjadinya bentrok. “Kalau sebabnya kerena jam malam, berarti tiap hari kita bentrok kalau begitu,” tuturnya.

Sejalan dengan itu, Presiden BEM FH-UH Ahmad Tojiwa Ram menegaskan ketidaksepakatannya atas pelarangan jam malam. Menurutnya, aturan tersebut harus dikaji ulang dan perlu disosialisasikan. Ia pun meminta agar diadakan evaluasi terkait jam malam dengan melibatkan mahasiswa. “Jadi jangan menutup mata bahwa aturan harus ditegakkan saja. Harus dilihat juga apa kegiatan mahasiswa di malam hari. Jadi sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama,” tuturnya.

Masa Depan Liga Unhas

Imbas dari konflik tersebut adalah penghentian sementara kompetisi Liga Unhas dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Alasannya karena konflik berawal dari ulah beberapa oknum yang melempar batu ke parkiran FH-UH pasca pertandingan sepak bola Liga Unhas Fakultas Hukum A Vs Teknik Perkapalan Unhas. Koordinator Badan Liga Unhas UKM Sepak Bola Unhas Syahrul menyayangkan dan merasa peristiwa tersebut sangat merugikan, terutama bagi 18 tim kompetisi.

Menurut keterangan Syahrul, pasca terjadinya pelemparan parkiran FH-UH, Selasa (12/5), pertindingan akhirnya dihentikan sementara. Seminggu setelahnya, Senin (18/5), pertandingan dilanjutkan, namun harus dihentikan karena diduga akan terjadi bentrok di pelataran gedung MKU. Setelah itu, Wakil Rektor III pun mengizinkan pertandingan dilanjutkan pada Kamis (21/5), jika sampai hari Rabu (20/5) tidak terjadi konflik. Namun apa mau dinyana, penyerangan akhirnya terjadi pada hari Rabu malam. “Saya berharap tidak ada lagi bentrok seperti kemarin itu. Dan kalau saya beranggapan, memang ada oknum yang ingin mengacaukan Liga Unhas ini. Ini kan sudah dua kali terjadi, bahwa ketika Liga Unhas akan segera dimulai, terjadi insiden lagi,” tuturnya.

Akibat penghentian sementara pertandingan, Syahrul menakutkan kompetisi akan terselenggara hingga memasuki bulan Ramadan. Untuk itu, ia mengatakan tetap mengadakan komunikasi dengan wakil rektor III untuk mendapatkan izin agar pertandingan kembali dilanjutkan. “Kalau sudah kondusif dan memungkinkan untuk dilanjut, maka hari Senin bisa dilanjutkan,” tuturnya.

Ketua Umum UKM Sepak Bola FH-UH La Ode Alkasih berharap kompetisi segera dilanjutkan. Meski begitu, ia memaklumi jika pertandingan mengalami penundaan karena rawan terjadi konflik jika dilanjutkan saat suasana belum tenang. "Akibat penundaan liga, sebagai tim kompetisi, kami merasa digugikan karena ribet untuk penyeuaian jadwal. Tapi kami pahami karena memang ada insiden" keluhnya.

Di sisi lain, Wakil Rektor III mengakui akan mengizinkan Liga Unhas dilanjutkan jika suasana sudah kondusif. Ia menengarai, konflik yang dipicu pertandingan sepak bola akan beresiko berujung bentrok jika pertandingan tetap dilanjutkan.

(Reporter: Ramli & Muhammad Aldi Sido)

Related posts: