Makassar, Eksepsi Online – Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) bersama dengan Fakultas Pertanian Universitas Hassanudin (Faperta Unhas) mengadakan senimar nasional. Seminar nasional dengan tema “Semangat Reforma Agraria Sebagai Usaha Mewujudkan Kemandirian Petani dan Kedaulatan Pangan Nasional” ini berlangsung di Aula Fakultas Kehutanan Unhas pada Rabu (26/7).
Senimar dengan pembicara Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konsorsium Pembaharuan Agraria, dan dosen Faperta Unhas ini dihadiri juga oleh delegasi mahasiswa Faperta dari 17 perguruan tinggi di Indonesia. “Kami memang bermaksud untuk dapat merangkul semua teman mahasiswa Faperta di seluruh Indonesia, demi terciptanya kesamaan semangat untuk membangun pertanian Indonesia” jelas Abraham Abadi Pasyaman selaku Sekjen ISMPI saat diwawancarai (26/7).
Didalam seminar ini, E. Herman Khaeron selaku Wakil Ketua Komisi IV DPR RI menyatakan bahwa dengan adanya sinergitas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dibidang pertanian serta adanya pengelolaan dan penggunaan sumber daya alam secara baik dan bijaksana, merupakan faktor pendorong untuk mengwujudkan kedaulatan, kemandirian, keamanan dan ketahanan pangan di Indonesia. “Negara kita adalah negara agraris yang beriklim tropis, tetapi perlu diingat bahwa dua per tiga dari wilayahnya adalah lautan. Penggabungan dari bidang pertanian dan kelautan itu dapat menjadi keunggulan tersendiri untuk Indonesia” tambah Herman saat diwawancarai (26/7).
Lebih lanjut, terkait permasalahan agraria Dewi Kartika selaku Sekjen Konsorsium Pembaharuan Agraria menambahkan bahwa reforma agraria bukan hanya ditandai dengan penerbitan sertifikat tanah semata, tetapi harus diiringi juga dengan adanya penataan ulang tanah. Menaggapi rumitnya permasalahan agraria yang berdampak pada ketahanan pangan di Indonesia, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta Unhas merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam permasalah tersebut dan turun langsung melihat kodisi dimasyarakat. “Setelah seminar ini, nantinya akan ada pelatihan advokasi dan jurnalistik bagi semua delegasi. Pelatihan itu bertujuan untuk mengikatkan kemampuan mahasiswa untuk meyelesaikan permasalahan dibidang pertanian nantinya” jelas Almunatsir selaku Presiden BEM Faperta Unhas (26/7).
Menanggapi kegiatan ini, Hartian selaku salah satu delegasi dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menyatakan bahwa kesejateraan petani masih rendah saat ini dan belum adanya keseragaman bantuan bagi seluruh petani di Indonesia. “Oleh karena itu, menurut saya kegiatan seperti ini bagus. Semoga didalam kegiatan ini nantinya akan menghasilkan jawaban untuk menyesesaikan polemik para petani” tutur Hartian yang diwawancarai saat waktu istirahat (26/7). (Iwn dan Sym)