web analytics
header

Peringati Hardiknas, Mahasiswa Unhas Tuntut Rektor Selesaikan Enam Masalah Pokok

momo
Dokumentasi dialog rektor dan mahasiswa Unhas, pada aksi Hardiknas yang berlangsung pada Kamis (2/5). Sumber: dokumentasi pribadi.

Makassar, Eksepsi Online – Ratusan mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang bergabung dalam Serikat Mahasiswa Unhas menuntut Rektor untuk menyelesaikan enam permasalahan pokok di Kampus Merah. Tuntutan tersebut disampaikan oleh para mahasiswa pada aksi peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, bertempat di Depan Gedung Rektorat Unhas pada Kamis (2/5) siang.

Adapun keenam masalah pokok tersebut yaitu : Birokrasi Unhas yang kian tak profesional, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) Unhas serta hipereksploitasi pekerja kebersihan dalam jerat sistem kontrak dan outsourcing, Jam malam: mengebiri hak atas kampus, Pungli pada ujian mahasiswa, Kekerasan akademik: studi kasus skorsing empat mahasiswa fakultas ilmu kelautan, dan  Intervensi lembaga mahasiswa. Berdasarkan rilis selebaran Serikat Mahasiswa Unhas, keenam masalah diatas menjurus kepada tuntutan mahasiswa agar rezim otoriterianisme dalam Unhas segera diruntuhkan.

Salah satu mahasiswa Unhas yang turut ikut dalam aksi mengatakan bahwa tuntutan tersebut dilayangkan kepada Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu selaku Rektor Unhas. Katanya, Rektor sebagai pimpinan tertinggi di Unhas bertanggungjawab atas permasalahan tersebut. Keenam masalah tersebut tertuang dalam pakta integritas yang dibuat oleh mahasiswa dan telah diserahkan kepada Prof. Dwia saat dialog dalam aksi. “Mahasiswa menuntut Ibu Rektor untuk menandatangani pakta integritas tersebut,” kata mahasiswa yang tidak ingin disebutkan identitasnya saat diwawancarai kru eksepsi (3/5).

Pada aksi, mahasiswa terus silih berganti berorasi, membacakan puisi dan menyanyikan yel-yel guna menyampaikan tuntutan dan menunggu Prof. Dwia menemui massa aksi. Pada pukul 14.50 WITA akhirnya Rektor Unhas turun untuk menemui massa aksi dan berdialog.

Menanggapi pakta integritas tersebut Rektor Unhas mengatakan akan mempelajari terlebih dahulu terkait tuntutan mahasiswa. Saat ditanyai terkait kejelasan waktu untuk tindak lanjut dari pakta, Prof. Dwia kembali mengatakan bahwa akan dipelajari terlebih dahulu dan tidak bisa langsung disetujui karena harus melalui pembahasan. ”Saya akan mempelajari dan membahas terlebih dahulu Pakta Intergritas ini, tidak dapat langsung disetujui. Kalian (mahasiswa, red) juga harus terus mengupdate dan mengetahui informasi yang lebih lengkap lagi,” jelas Rektor Unhas saat dialog (2/5).

Lebih lanjut, Prof. Dwia juga menjelaskan bahwa pakta integritas ini harus ditandatangani oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas untuk disetujui. Pukul 15.34 WITA Prof. Dwia meninggalkan massa aksi dan kembali memasuki gedung rektorat. Mahasiswa tetap melanjutkan orasinya dan menuntut agar Ketua MWA menandatangani pakta tersebut.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Humas Unhas, Ishaq  Rahman, pada aksi Hardiknas kemarin Ketua MWA Unhas tidak sedang berada di Unhas.  “Tidak ada. Ketua MWA tidak di Unhas,” jelas Ishaq saat diwawancarai kru eksepsi (3/5). (Jet/Fit)

Related posts: