web analytics
header

Senyum Itu Belum Berlalu

Oleh : M. N. Faisal R. Lahay
Kurus kering kutatap cermin kala itu
Tanah lumpur seringkali membanjiri tubuhku
Kerbau dan sawah menjadi kawan dan taman bermainku
Suasana kampung pun terasa akrab bagiku
Dalam keterbatasan itu kulihat dua sosok menghampiriku
Senyum dan sentuhan terasa ikhlas diberikan kepadaku
Saat ku sadar dua sosok itu bukanlah orang lain bagiku
Aku bergegas memeluk mereka, orang tuaku
Salam perpisahan mereka ucapkan kepadaku
Ketika langkah kaki hendak mengantarku ke tempat perantauan yang begitu jauh
Di antara isak tangis dan haru doa yang mengiringi kepergianku
Aku melihat, senyuman itu masih belum berlalu
Dalam rindu dan harap, penantian mereka pun berlalu
Aku kembali dengan beribu perasaan malu
Keterbatasan pendidikan menjadi alasan nomor satu
Aku gagal, aku pulang tanpa membawa sesuatu
Kucium kaki kedua orang tuaku mereka tanpa ragu
Kecewa dan sedih pastilah yang sedang dirasakan kepadaku
Namun sentuhan itu kembali hadir dan mengingatkanku akan masa lalu
Perlahan kubangkit, dan menyadari bahwa senyuman itu belum berlalu

Related posts:

MAAF, KAMI LUPA HARUS DIAM

Oleh : Mei Salwa Asahara Ia lahir dari rahim sunyi, yang lelah melahirkan kata “maaf” kepada dunia untuk segala bentuk

Tangan Besi Perengut Rezeki

Oleh: Muhammad Supardi Di balik meja kekuasaan kau duduk dengan angkuh,Dengan tangan-tangan besimu, tinta hitam kau gores mencoret harapan.Ketukan palumu