web analytics
header

SI JELATA

Oleh : Nurjanah
Saat surya di ufuk timur
Si jelata yang hidup terlunta-lunta
Memulai hari mencari receh
Seakan lelah tiada bertepi
Yang ada hanya rintihan pilu menyayat hati
Ketidakmampuan melawan, mengikis, melelehkan keadaan yang sebenarnya
Masihkah ada segenggam harapan untuknya?
Apakah kita akan terus menutup mata akan keadaan itu?
Aku tidak bias menjawab!!!
Seandainya ada kepedulian di negeri ini
Seandainya ada keadilan di negeri ini
Seandainya ada perdamaian di negeri ini
Dan seandainya.. Seandainya.. Dan seandainya..
Air  mata terhambur sia-sia, siapa yang peduli?
Kini tangisan Si jelata bergema
Memenuhi tiap sudut jalan di negeri ini
Di negeri yang dipenuhi oleh tangan-tangan kuat

Yang mengoyak setitik harapan bagi Si lemah

Related posts:

Ia

Oleh: Nona Ia hanya teman lama datang tiba-tiba, tanpa aba-aba di saat hati masih belajar lupa tanpa banyak kata ia

Arshynta

Oleh: Muhammad Fauzan MB Ketika modernisme menulis tentang distopia dan postmodernisme membantainya dengan relativisme aku masih mencari kata yang pas

Biru

Oleh: Juwa (Pengurus LPMH-UH Periode 2024/2025) Ia, sesosok biru yang tergambar pilu lewat sorot mata sayu yang ia miliki. Hening