web analytics
header

Jalanmu Bukan Jalanku

Oleh: Ainil Ma’sura
Langkah gontai penuh keyakinan
Menyatukan  kembali siluet yang telah terpisah
Mungkin karena sebuah kemahasempurnaan-Mu
Bebanku lepas hari ini
          Aku merasa hebat berdiri di antara jutaan ciptaan-Mu
          Aku bangga
          Biarkan saja kita terpisah
          Dalam kalimat ini “Jalanmu bukan Jalanku”
Pikiranku hari ini
Bukan karena takabur, tidak juga congkak
Aku hanya mungkin bersyukur yang berlebihan
Bahagiaku yang meluap begitu saja
Aku bebas
Bajuku ini mungkin sama dengan yang lain
Tapi bajuku lebih indah dari apa yang kau bayangkan
Sepatuku pun mungkin sama dengan yang lain
Tapi apakah kau tahu?
Sepatuku ini telah mengantarku ke dunia yang lebih nyaman
Dunia baru penuh tantangan yang menyenangkan
Yah, dan aku akan menjadi lebih baik di sini
Menunjukkan apa yang mampu aku lakukan
Menunjukkan semua yang terbaik
Lalu, kelak aku menunggumu di menara tertinggi
Tamalanrea, 20 Agustus 2013
(Pernah diterbitkan sebagai rubrik Puisi di mading Pledoi LPMH-UH edisi September 2013)

Related posts:

DESEMBER KESEKIAN

Oleh: Nur Fadliansyah Abubakar & A. Wafia Azzahra Makin perih namun teriris Semakin diam semakin sakit Lelah batin Ingin mati

Pemangsa Peradaban

Penulis: Verlyn Thesman (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Mau seperti apakah kaumku? Nyaman sudah tak pernah kami alami Tertutup tak tertutup

Temu

Penulis: Wriftsah Qalbiah (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Semilir rindu menaungi langkahku, Membawaku pada ruang sepi yang menanti sebuah temu. Bayangmu