Wahai peri kecil yang tidak ku sebutkan namanya
Adakah hatiku yang penuh keburukan ini bisa memasuki hatimu yang suci itu
Wahai peri kecil yang tidak berani ku tatap matanya
Mungkinkah pandanganmu yang jernih itu mau melirik sejenak kearahku, kearah seorang pendosa yang dipenuhi nafsu dunia
Wahai peri kecil yang terbang bebas di alam mimpinya
Apakah aku bisa berharap hadir dalam mimpimu, saat aku bahkan tidak pernah hadir di dalam benakmu
Wahai peri kecil yang selalu kuharap hadirnya
Akankah engkau menungguku sebagai mana aku selalu menyemogakanmu
Puisi oleh Muh. Ikhsan, Reporter LPMH-UH