web analytics
header

Ekolabour Transendental, Refleksi Hari Buruh Internasional

Aksi buruh di Makassar yang memperingati Hari Buruh Internasional dengan melakukan aksi di Fly Over Makassar, Senin (1/5). Rst

Aksi buruh di Makassar yang memperingati Hari Buruh Internasional dengan melakukan aksi di Fly Over Makassar, Senin (1/5). Rst
Aksi buruh di Makassar yang memperingati Hari Buruh Internasional dengan melakukan aksi di Fly Over Makassar, Senin (1/5). Rst

 Hasbi Assidiq

(Reporter LPMH-UH periode 2016-2017)

Buruh kenapa?

Dari zaman feodalisme eropa sampai kapitalis sekarang ini, buruh menjadi instrumen penting dalam faktor produksi di masyarakat. Buruh menjadi intelektual penggerak mesin yang akan memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat, yang bukan hanya menyediakan barang akan tetapi menyediakan juga jasa yang dapat membantu individu dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitarnya. Meski memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat kaum buruh justru sering dianggap sebagai kaum kelas bawah yang hanya dieksploitasi tenaganya dan diperlakukan layaknya mesin yang tak memiliki jiwa yang hanya memiliki jam operasi ditentukan waktu sekian bekerja sampai jam sekian.

Mereka tidak diajarkan untuk memahami apa yang mereka lakukan tapi mereka hanya diajarkan bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut, mengerjakan dengan baik dan meminimalisir kesalahan, dan bagaimana cara peningkatan produksi. Setiap hari harus terjadi  peningkatan produksi dari hari kemarin agar tidak terjadi stagnasi dalam produksi yang menimbulkan kejemuan  produksi dalam suatu komunitas produksi.

Metode produksi seperti ini  meskipun terlihat sangat baik dan menguntungkan bagi pemilik produksi,  ternyata efek yang diakibatkan pada kelas pekerja sangatlah mengenaskan, ketika seorang pekerja hanyalah mengerjakan satu hal tertentu, yang hal itu dia kerjakan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun dan sampai akhir hidupnya hanya melakukan hal tersebut tanpa berani untuk keluar dari tekanan tersebut untuk membebaskan jiwanya yang menuntut kebebasan .

Alienasi

Mereka menjadi teralienasi dari diri dan kehidupannya begitu pun masyarakatnya tanpa memahami landasan fundamental seorang indivdu melakukan sesuatu, landasan yang mereka pahami tiada lain mereka melakukan hal tersebut untuk memenuhi kepentingan perut mereka agar dapat melanjutkan kehidupannya. Dalam bahasa yang dikenalkan oleh Syariati mereka bekerja untuk makan dan makan untuk bekerja, menjalani kehidupan seolah tak berujung, yang nyatanya hari tua akan menyapanya, keriput akan menghibur kesehariannya atau kematian yang akan menjemputnya, memisahkan  jiwa dan jasadnya, kemudian membantah paradigma materialnya yang menjalani hidup layaknya mesin.

Refleksi Paradigma

Ekolabour transendental hadir untuk menjawab permasalahan dilematis buruh dalam hubungannya dengan faktor produksi tersebut. Paradigma yang dibangun dengan pandangan ini bertujuan untuk membuat seorang buruh memahami hakikat dari kemanusiaannya sebagai seorang buruh yang tidak terlepas dari sistem produksi yang berlangsung dalam masyarakat, yang saling terintegrasi dengan individu yang lain untuk menciptakan produk-produk baru yang memiliki nilai kegunaan yang optimal dalam masyarakat tanpa hadirnya tipuan produk yang menjual  nilai ekonomis yang tinggi yang merugikan masyarakat.

Paradigma ekolabour hadir dalam upaya untuk merefleksi aktivitas praktis dari kaum buruh yang menuntut kesejahteraan individunya semata. Dalam paradigma Marxian yang hadir untuk memperjuangkan kepentingan kaum proletar/buruh semata, ekolabour memberikan paradigma baru bagi kaum untuk memahami kondisi faktor produksi, dan mengapa harus memproduksi hal tersebut, bukan hanya sekedar bekerja untuk makan, dan makan untuk bekerja  tapi  lebih dari sekedar itu semangat kemanusian. Semangat kesatuan dengan alam sekitar sebagai penunjang produksinya diharapkan mampu bagi seorang buruh untuk memahami pentingnya buruh untuk memahami hakikat dari dirinya sebagai seorang buruh yang bekerja untuk alam semesta.

Pandangan strukturalisme-fungsional yang dikemukakan oleh Tallcot Parsons dalam sistem sosial dapat kita gunakan untuk memahami buruh harus menyadari fungsinya dalam masyarakat sebagai instrumen produksi yang tidak menjadi entitas yang mandiri yang bekerja sama dengan yang lain untuk menghasilkan produk yang bermanfaat, yang antara satu struktur dengan struktur yang lain tidak ada yang bisa hadir tanpa kehadiran struktur yang lainnya. Sehingga dalam produksi tersebut, kaum buruh dapat dengan senang hati melakukan pekerjaannnya tanpa tekanan dari yang pemodal yang dapat menurunkan semangat produksinya

Outsourcing

Sistem outsourcing yang masih dalam abad modern ini menandakan bahwa buruh masih dianggap sebagai alat/mesin produksi dalam faktor produksinya, bukan menjadi sistem yang memiliki kehendak bebas untuk melakukan produksi dengan kesadaran akan tanggung jawab fungsi dan struktur sosialnya dalam faktor produksi tersebut. Seharusnya pemahaman seperti ini tak boleh dibiarkan tumbuh subur dalam kehidupan produksi agar tidak mengakibatkan terjadinya alienasi. Keterasingan dari buruh untuk mengenali fungsi dalam kehidupan kemanusiannya, buruh harus diberikan jaminan untuk itu, untuk memberikan kesadaran kemanusiaan dalam buruh tersebut

Transendental hadir untuk kemudian memberikan jawaban keringnya pemahaman buruh dengan kesadaran atas kemanusiannya. Paradigma ini menyempurnakan pemahaman buruh atas hadirnya sesuatu yang supranatural yang memberikan semangat produksinya. Semangat persatuan untuk melakukan perlawanan terhadap segala bentuk aktivitas produksi yang menjadikan buruh sebagai alat dan mesin bagi pemodal untuk mendapatkan nilai lebih dari apa yang telah dilakukan oleh pemilik faktor produksi. Paradigma ini menghendaki kaum buruh tidak hanya sekedar bekerja saja untuk dirinya sendiri melainkan melakukan produksi dengan sesuatu dibalik dirinya untuk selalu melakukan pembebasan tersebut dikarenakan tuntutan penyadaran kemanusiannya.

Ekolabour transendental menjadi refleksi paradigma di Hari Buruh Internasional  ini  menghargai dan menghormati kaum buruh dalam setiap aktivitasnya yang menyediakan kepada kita barang-barang dengan nilai keguanaan yang sangat  bermanfaat bagi kita, bukan hanya merefleksi kepentingan  individu kita. Kepentingan masyarakat bukanlah suatu yang menjadi tujuan dari hal tersebut, melainkan aktivitas produksi yang dilakukan untuk sesuatu yang lebih dari itu yang berada di balik hal tersebut yang selalu memberikan semangat  untuk memahami kemanusiaanya yang bukan hanya imanen tetapi sesuatu yang lebih dari itu dibalik itu yang memiliki sayap transendentalnya.

Selamat Hari Buruh International

Selamat Hari Buruh Kemanusiaan

Kaum Buruh Seluruh Dunia Bersatulah !!!

Untuk Kemanusiaan dan Lingkungan!!!

 

 

Related posts: