Oleh : Nurlinda
(Redaktur Pelaksana LPMH-UH Periode 2018-2019)
Kaca itu pecah
Pecah lagi…
Telinga ini sakit mendengarnya
Rasanya kelak bukan kaca lagi yang pecah
Tetapi telinga ini
Tangan ringan mu mulai lagi
Berayun ke atas dengan tatapan penuh amarah
Pecah lagi…
Tidak kah kau berfikir?
Tidak kah kau lelah?
Tidak kah kau malu melakukan ini semua?
Kau rusak bunga yang telah kau tanam
Kau jaga, lalu kau hancurkan begitu saja
Kacau menjadi serakan hati yang terluka
Taman yang kau bangun telah hancur
Pecah lagi, lagi dan lagi
Tolong hentikan…
Tidak kasihan kah kau pada bunga kecil mu?
Tidak sayang kah kau padanya?
Ia tumbuh dengan iringan bising pertikaian
Telinga, mata dan hatinya menjadi saksi perjalanan tumbuh kembangnya
Kau renggut kebahagiaannya
Biarkan ia mengenal kebahagian di perjalanan hidupnya
Tolong jangan pecah lagi