web analytics
header

Hujan Pertama

Sumber : Google

Sumber : Google
Sumber: storhytellingblog.wordpress.com

Oleh : Hanifah Ahsan

(Pengurus LPMH-UH Periode 2018-2019)

Sore datang,

Aku masih tenggelam dalam sebuah khayalan

Kubayangkan kenangan adalah layang-layang yang malu ditiup angin

Lalu perlahan hilang seiring sebuah perubahan

Kini, aku mencoba kembali

 

Di sela perjalanan pulang,

Aku menyadari, jalan setapak tidak lagi menuju dirimu

Karena kini, matamu bagaikan langit yang menolak segala warna selain biru

Sudah jelas, itu bukan lagi warnaku.

 

Ragaku tanpa sadar telah tiba,

Ke perpustakaan tersunyi yang biasa kita sebut rumah

Langit pun perlahan berubah

Rumah ini seakan memaksa untuk melihat layang-layang yang sedari tadi sulit kulepas

 

Kemudian, langit kembali memberi tanda

Mataku mengarah ke sebuah buku yang meronta untuk dibaca

Seakan semua pandangan ku tertarik padanya

Sebuah buku yang berjudul “Kau”

 

Langit menggelap,

Bersamaan dengan halaman pertama buku yang ku baca

Ini hujan pertama, setelah kita yang telah menghancurkan rumah

“Kau” masih terus ku baca,  

Seiring dengan hujan yang jatuh di langit dan berakhir di mataku

 

 
 

 

Related posts:

Ia

Oleh: Nona Ia hanya teman lama datang tiba-tiba, tanpa aba-aba di saat hati masih belajar lupa tanpa banyak kata ia

Arshynta

Oleh: Muhammad Fauzan MB Ketika modernisme menulis tentang distopia dan postmodernisme membantainya dengan relativisme aku masih mencari kata yang pas

Biru

Oleh: Juwa (Pengurus LPMH-UH Periode 2024/2025) Ia, sesosok biru yang tergambar pilu lewat sorot mata sayu yang ia miliki. Hening