web analytics
header

Berbahagialah Sayang

20190217_185134
Dokumentasi Eksepsi

Oleh:

Joshua Erang Tanggo

(Redaktur Pelaksana LPMH – UH Periode 2019-2020)

Entah mengapa aku merasa agak melankolis malam ini

Melihat kerlap-kerlip lampu jalan kota yang perlahan bias membentuk bayang,

Namun tak satupun bayangan itu dapat ku kenal bak bayang tak bertuan.

Tak tahu apa yang mendasari perasaan ini muncul secara tiba-tiba

Satu yang aku tahu pasti

Perasaan ini hadir merangkap dinginnya malam dan kenangan masa lalu.

 

Seolah-olah kombinasi itu menolak untuk dilupakan

Memaksa untuk memutar kembali kenangan itu, kenangan yang telah berakhir

Kala aku terpaksa untuk mundur atas rasa yang tak lagi berbalas,

Cakap yang hanya dibalas abai, tanya yang enggan dijawab,

Hangat yang berbalas dingin, canda yang berakhir murung,

Namun tak apa karena akulah penyebab semua sikap itu.

 

Tahukah kau sayang ?

Itu adalah akhir yang sulit, namun harus kulakukan agar kau tak lagi lelah,

Lelah atas segala pintaku, lelah atas segala murung di akhir hari,

Dan lelah atas segala tuduh yang hadir dari sang abah.

Sulit untuk menerima bahwa semuanya telah berakhir

Dan aku bukanlah rumah untuk mu pulang.

 

Aku teringat ada sebuah kutipan yang mengatakan

Boleh jadi aku membenci sesuatu padahal ia amat baik bagiku dan

Boleh jadi aku mencintai sesuatu padahal ia amat buruk bagiku

Tapi bagiku aku mencintai mu dan kamu amat baik bagiku

Akhir kata berbahagialah sayang.

Related posts:

Seuntai Pelita

Oleh: Ainun Mardia Ada rasa kagum yang sunyiBukan karena cahaya yang menuntun ke puncak gemilang,melainkan karena keberanianmu.Menenun sinar direlung gelap

Kala Cinta Berakhir Sunyi

Oleh: Sri Kandi Ananda Budhida Aku duduk terdiam di atas ranjang, diselimuti oleh pelukan sunyi dari sandaran jiwa yang setia

Abstrak

Oleh: Juwa Kerlip lampu jalan tak akan menyamai bintang. Ingin kucari tahu kata yang akan kupatrikan ketika mendengar isi kepalamu—yang

Penghitung Pengunjung Responsif

Total Pengunjung

...

Kunjungan Unik Hari Ini