Oleh:
Joshua Erang Tanggo
(Redaktur Pelaksana LPMH – UH Periode 2019-2020)
Entah mengapa aku merasa agak melankolis malam ini
Melihat kerlap-kerlip lampu jalan kota yang perlahan bias membentuk bayang,
Namun tak satupun bayangan itu dapat ku kenal bak bayang tak bertuan.
Tak tahu apa yang mendasari perasaan ini muncul secara tiba-tiba
Satu yang aku tahu pasti
Perasaan ini hadir merangkap dinginnya malam dan kenangan masa lalu.
Seolah-olah kombinasi itu menolak untuk dilupakan
Memaksa untuk memutar kembali kenangan itu, kenangan yang telah berakhir
Kala aku terpaksa untuk mundur atas rasa yang tak lagi berbalas,
Cakap yang hanya dibalas abai, tanya yang enggan dijawab,
Hangat yang berbalas dingin, canda yang berakhir murung,
Namun tak apa karena akulah penyebab semua sikap itu.
Tahukah kau sayang ?
Itu adalah akhir yang sulit, namun harus kulakukan agar kau tak lagi lelah,
Lelah atas segala pintaku, lelah atas segala murung di akhir hari,
Dan lelah atas segala tuduh yang hadir dari sang abah.
Sulit untuk menerima bahwa semuanya telah berakhir
Dan aku bukanlah rumah untuk mu pulang.
Aku teringat ada sebuah kutipan yang mengatakan
Boleh jadi aku membenci sesuatu padahal ia amat baik bagiku dan
Boleh jadi aku mencintai sesuatu padahal ia amat buruk bagiku
Tapi bagiku aku mencintai mu dan kamu amat baik bagiku
Akhir kata berbahagialah sayang.