Oleh:
Joshua Erang Tanggo
(Pengurus LPMH-UH Periode 2019-2020)
Ada hari ketika langit terbelah dua
Kelam, dingin dikuasai sang awan mendung
Di seberang, cakrawala terhampar dihantam senja
Tapi keduanya hidup dalam kemuraman yang sama
Jutaan serdadu air serentak menerjang bumi
Akhirnya langit menentukan sikap
Kepada mendung ia berpihak
Namun tetap itu tak merubah apa-apa
Muram telah hadir sedari tadi
Perlahan klise-klise ingatan mencuat bertaut kisah
Bahagia, canda, tawa, sedih, marah, cemburu,
Semua hadir membuka luka menuntut duka
Merangkap sendu dinginnya hujan
Bayang itu kembali muncul menghantui
Bayang yang aku tau persis siapa pemiliknya;
Penyuka hujan yang tak seharusnya pergi
Tak bisa ditolak sesal telah menari di atas duka
Muram seharusnya tak pernah hadir