web analytics
header

Pandangan Kawan Lama, Antara Desa dan Kota.

WhatsApp Image 2021-03-16 at 1.54.04 PM

Oleh:

Rahmat Hidayat

(Pengurus LPMH-UH Periode 2020-2021)

Pagi yang cerah dipertengahan musim hujan.

Bertemu lagi dengan kawan lama sejak enam tahun ia pergi ke kampung halaman.

Tentu, ku ajak Ia berkeliling menikmati suasana sembari bercerita soal kenangan pada masa itu.

Sempat hening, saat tidak tau lagi apa yang akan dibahas.

Untuk mengakhiri keheningan, Ia melontarkan pernyataan “hanya ada sedikit perbedaan antara desa dengan kota.”

“Apa perbedaannya.” tanya ku.

“Perbedaannya hanya ada banyak gedung tinggi dan asap tebal yang nampak di kota.” jawabnya dengan menggelengkan kepala.

Pikir ku, hal ini memang sudah menjadi hal yang wajar di setiap kota. Tapi, apa yang menjadi kewajaran ini memang meresahkan.

“Masih ada lagi kawan, disini sulit dijumpai penduduk yang ramah dan murah senyum.” ungkap ku dengan menahan beban ketika ia hendak turun dari sepeda motor ku.

“Meski sulit dijumpai, setidaknya kawan lamaku masih memiliki sifat itu” dengan raut wajah tersenyum dan melambaikan tangan, berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Aku dengan perlahan menancapkan gas sepeda motor untuk kembali ke rumah. Di perjalan aku terus merenungkan pernyataan kawan ku tadi.

Aku merasa resah dengan polusi udara yang ditimbulkan kendaraan yang memadati jalanan. Dan aku juga resah dengan panasnya cuaca yang yang berkali lipat yang sebabkan kaca-kaca gedung tinggi yang berjejer disamping jalan poros kota ini.

Tapi, aku dan mungkin banyak orang lainnya juga menginginkan kekayaan, kehidupan mewah, termasuk memiliki beberapa kendaraan mewah dan juga gedung tinggi.

Apakah keinginan ku ini sebuah kesalahan? Hemm, sepertinya harus ku pikirkan lagi terkait keinginanku ini.

Related posts:

Suara Hati Pusara

Oleh: Fadlin Yunus Halimah dengan muka menunduk, duduk di hamparan tanah seluas 800 meter persegi. Dengan mata sembab ia memegang

DESEMBER KESEKIAN

Oleh: Nur Fadliansyah Abubakar & A. Wafia Azzahra Makin perih namun teriris Semakin diam semakin sakit Lelah batin Ingin mati

Pemangsa Peradaban

Penulis: Verlyn Thesman (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Mau seperti apakah kaumku? Nyaman sudah tak pernah kami alami Tertutup tak tertutup