Sefanya Maikhel Perdana Tosingke
Mahasiswa FH-Unhas Angkatan 2020
i
Makassar tak ada kau hanya sebatas kota
Hanya si tua yang berangkat kerja
dan berhenti untuk merayakan senja entah karena apa
Bus kota tak menjemput siapa-siapa
Bus kota berhenti pada halte dan memanggil nama
Pejalan kaki menjawab tanpa suara
Tapi sopir bus tau arti bahasanya
Yang sopir tangkap artinya:
“dia sedang tak di Makassar, mungkin sedang berkunjung ke Jogja atau Jakarta atau Bali atau Papua atau ke tempat tak bernama”
Pejalan kaki menyebut semua tempat indah dalam isyaratnya
Tapi lupa menyebut Toraja, tempat mula kau ada.
Tak ada kau di Makassar hari ini
Mereka pulang kepenantian, meninggalkan jejak-jejak rindu.
ii
Aku menunggu kau dengan pena dan tanda tanya
Menulis kedatangan kau yang tak pernah bertinta
Dan mengeja kemungkinan kau datang pukul berapa.
Aku duduk di tengah kota,
Di tempat mesra
Untuk namanya yang merah.
Unhas sedang bahagia karena rektor baru
Tapi unhas tak pernah cukup bahagia tanpa kau
Lampu nama di danaunya ada yang mati
Ternyata mencoba mengeja nama kau dengan hati-hati.
Di lain tempat,
Gedung-gedung Makassar tak ingat kapan terakhir kau singgahi
Pohon-pohon rindangnya kehilangan bayangan kau
Dan jalannya mencari jejak kaki kau.
Aku tau Makassar menunggu kau
Dia sibuk menunggu kau.
Sedang aku senang karena tak sendiri menghitung rindu
iii
Makassar tak ada kau hanya sebatas kota
Dengan jejak-jejak rindu
Dan cemburu pada kampung halaman tempat kau kembali.
Makassar memang menunggu kau
Sedang aku senang sebab tak sendiri menghitung rindu.
Makassar, 01/07/22`