Elmayanti
Redaktur Pelaksana LPMH-UH Periode 2021-2022
PART II
Selepas Eve memakaikan jubah berwarna gold itu, Sang Putri langsung bergegas pergi. Langkah kakinya membawa gadis itu ke bagian menara kerajaan. Melewati ribuan anak tangga.
Sang Putri bisa saja melakukan teknik teleportasi atau bahkan terbang untuk sampai ke puncak menara. Tapi ia lebih senang, menaiki anak tangga sambil menyenandungkan lagu ‘Samotnya yaskrava zirka” lagu yang sering dinyanyikan Ratu Zelda sebagai pengantar tidur untuk putri kecilnya itu.
Sepuluh menit lebih waktu yang dibutuhkan Sang Putri untuk tiba di menara. Kedua sudut bibirnya perlahan terangkat, membentuk bulan sabit yang amat indah. Kerajaan dengan luas berhektar-hektar dengan bangunan sebanyak 19 tingkat. Belum lagi bagian luar seperti sekolah kerajaan, puluhan taman bunga berbagai spesies, ladang buah, arena pacu kuda, hutan kerajaan, telaga, lapangan ternak, serta ratusan paviliun yang mengelilingi istana.
Olehnya itu jika ingin mengitari kerajaan berarti memerlukan waktu hampir seharian penuh. Tapi dengan berdiri di menara, puncak tertinggi kerajaan, kau cukup mengedarkan pandanganmu. Maka kau akan melihat pemandangan indah kerajaan.
Selamat datang di dunia Deidamia.
Tempat yang sering disebut sebagai dunia fantasi. Hal yang dianggap mitos bahkan ilusi oleh orang-orang dunia luar. Dunia khayalan yang benar-benar ada. Dunia Deidamia dibagi berdasarkan kaumnya. Ada 7 kaum yang hidup di Deidamia. Demon, fairy, vampire, witch, mermaid, werewolf, dan manusia. Dengan kerajaan dan tahtanya masing-masing. Dengan kemampuan, kekuatan, dan kehebatannya masing-masing.
Selamat datang juga di Kerajaan Blanca. Kerajaan terbesar di Deidamia. Tempat tinggal Raja di atas segala Raja dan Ratu di atas segala Ratu. Bukan lagi penguasa salah satu kaum, tapi penguasa ke-7 kaum. Penguasa tertinggi dunia Deidamia. Raja Athos Delphinium Zemire Blanca dan Ratu Ellonwy Zelda Ashe Blanca, dan tentunya satu-satunya Putri dari hubungan keduanya, dengan gelar Sang Putri Mahkota.
Dan Sang Putri Mahkota yang dimaksud itu tengah melompat-lompat kecil, berusaha meraih sebuah teropong yang tergantung di bagian atas menara.
Setelah berulang kali mencoba namun hasilnya nihil. Akhirnya Sang Putri mengalah. Tak ada pilihan lain. Mata tajamnya mengarah ke tali yang terbuat dari akar pohon, tali yang menggantung tinggi teropong yang sedari tadi ingin diraihnya. Netra hijaunya menggelap. Terlihat begitu menakutkan.
“Putus.” Gumam Sang Putri begitu pelan.
Sontak tali itu putus, mau tak mau membuat teropongnya juga ikut terjatuh. Sebelum teropong itu mengenai lantai dengan telak, tangan Sang Putri sudah lebih dulu menggapainya.
Wajah tertekuk Sang Putri berubah jadi cerah. Lewat teropong itu, ia bisa melihat kesibukan orang-orang kerajaan. Pelayan yang hilir mudik, prajurit yang tengah berjaga, dan kaum-kaum lain yang sibuk di kavelingnya masing-masing.
Wilayah kerajaan memang dibagi menjadi 6 kaveling, sesuai jumlah kaum yang tinggal di sana.
Lensa teropong itu awalnya diarahkan ke bagian samping kanan kerajaan. Sebuah telaga berukuran raksasa dengan air berwarna merah jambu. Merah jambu? Iya, air telaga itu bisa diatur sesuai keinginan penghuninya.
“Pasti ulah Shuffie,” gumam Sang Putri.
Shuffie, gadis kecil itu sepupu Eve. Begitu suka pada warna merah jambu. Sangat feminim, manja, dan centil. Dan satu lagi tambahan, Shuffie suka mencuri perhiasan-perhiasan Sang Putri, tapi Sang Putri tak begitu peduli. Toh, dia tak begitu suka dengan perhiasan-perhiasan itu.
Sang Putri kembali fokus pada telaga itu. Teratai dengan bunga berkelopak kuning tampak terapung, menambah keindahan telaga. Beberapa ikan kecil dengan bentuk aneh berenang di dalam air, beberapa bahkan ada yang terbang di atas telaga.
Puluhan mermaid sedang asyik berenang, beberapa diantaranya sibuk melatih kekuatannya mengendalikan air, beberapa lagi saling memercikan air, tampak begitu menyenangkan. Sebenarnya, kaum mermaid yang tinggal di kerajaan sebanyak 200. Tapi sebagian besar bekerja di dalam kerajaan dan sisanya bertugas menjaga telaga.
Telaga Jocasta namanya. Telaga yang terletak di samping kanan kerajaan, kaveling kaum mermaid.
Teropong itu kemudian mengarah ke bagian belakang kerajaan. Hutan yang teramat luas dan tampak terbagi menjadi dua bagian. Di bagian kanan ada hutan rimba dengan pepohonan yang tidak terlalu tinggi namun lebat akan daun. Membuat orang yang memandangnya dari ketinggian hanya bisa melihat pemandangan daun berwarna hijau.
Tak ada yang istimewa. Hutan itu tempat tinggal werewolf. Ada sekitar 100 werewolf yang menghuni hutan kerajaan. Mereka semua bertugas menjaga kerajaan. Werewolf itu akan berubah ke bentuk manusia ketika ada keperluan di dalam kerajaan.
Adapun hutan di bagian kiri, dengan pepohonan tua yang menjulang tinggi. Batang dan rantingnya berwarna hitam pekat. Daunnya yang berwarna putih pucat selalu berguguran. Disebut sebagai daun kesia-siaan. Karena, setelah 19 menit terhitung sejak daun itu tumbuh, maka daun itu akan berguguran.
Seperti ada alarm yang memang mengaturnya. Aura mencekam bisa langsung kau rasakan ketika berada di dalam sana. Seperti ada yang lalu lalang di belakangmu, namun secepat angin berlalunya. Hutan mengerikan itu tempat tinggal kaum vampire. Mereka bertugas untuk mengawasi dan memeriksa keadaan kerajaan. Gerakan mereka yang begitu cepat sangat membantu dalam tugas itu, kaum vampire hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk mengitari kerajaan.
Hutan yang dibagi menjadi dua bagian itu. Hutan Naaririel di bagian kanan dan hutan Filavendor di bagian kiri. Hutan Naaririel, kaveling kaum werewolf. Hutan Filavendor, kaveling kaum vampire.