web analytics
header

The World of Deidamia

Cerpen_Elm_Pin
Sumber: Pinterest

Oleh: Elmayanti

Pengurus LPMH-UH Periode 2021-2022

 

PART V

“Sampai berjumpa besok…..”

Putri Lheora mencebikkan bibirnya tak suka.

“Kau sudah mau pergi.”

“Vampire tidak bisa berlama-lama di bawah sinar matahari, Lheora sayang.”

“Kalau begitu ayo kita cari tempat teduh.”

Oh ayolah, mereka baru saja bertemu, dan harus berpisah secepat ini. Yah walaupun besok malam mereka akan bertemu di pesta kerajaan tapi tetap saja, Putri Lheora belum menuntaskan rindunya pada Orion.

“Tidak perlu Lheora. Bukankah kamu seharusnya bersiap-siap untuk besok malam. Bagaimana dengan gaunmu? Siapa yang akan meriasmu? Aku tidak ingin berdansa dengan seorang putri buruk rupa di pesta besok.”

Putri Lheora mengangguk. Benar juga!

“Baiklah, aku akan pulang. Awas kalau kau tidak datang besok!”

“Aku akan datang sayang,” ucap Orion dengan senyum yang sulit diartikan.

Putri Lheora kemudian memejamkan mata, melakukan teknik teleportasi.

Ia membuka matanya perlahan, cahaya lampu tidur yang remang-remang membuat benda di kamarnya tidak nampak begitu jelas. Ia kemudian melangkah keluar ketika mendengar ketukan dan suara Eve dari balik sana.

“Ada apa?”

“Maaf, mengganggu waktu istirahat anda Putri. Tapi yang mulia Ratu Zelda ingin anda menemuinya.”

“Baiklah, aku akan segera kesana.”

“Saya akan menemani Put-“

“Tidak perlu Eve.”

Eve mengangguk patuh menatap punggung Putri Lheora yang perlahan lenyap dibalik tangga.

Putri Lheora beberapa kali balas menyapa orang-orang kerajaan yang membungkuk hormat dan menyapanya. Hari ini kerajaan benar-benar sibuk. Orang-orang hilir mudik. Kaum mermaid mempersiapkan diri untuk pertunjukkan air cahaya besok malam. Kaum Witch juga sedang sibuk melakukan beberapa sihir untuk memperindah dekorasi pesta. Kaum manusia sibuk menyiapkan buah yang akan diolah untuk makanan besok. Begitupun dengan kaum werewolf dan vampire yang sibuk memperketat penjagaan.

Langkah Putri Lheora membawanya ke lantai 19. Lantai teratas, lokasi kamar Raja dan Ratu berada. Juga lokasi tempat pertemuan Raja dan para penasihat kerajaan. Putri Lheora mempercepat langkahnya ketika matanya mendapati kamar berukuran begitu luas, dengan empat pilar di masing-masing sudutnya, kamar sang Raja dan Ratu. Tapi langkahnya mendadak terhenti, ketika sayup-sayup ia mendengar pembicaraan orang dari ruangan yang dibatasi dinding di sampingnya.

“Saya mohon raja mempertimbangkan hal itu, Putri Lheora memang sangat kuat. Seperti kepercayaan yang ada, semua orang di dunia Daidamia percaya bahwa angka 19 adalah angka terkuat dan keberuntungan. Sebagaimana halnya, bangunan ini dibangun sebanyak 19 tingkat, bunga pada halaman depan sebanyak 19 buah, ikan di telaga Jocasta sebanyak 19 jenis. Dan sekitar 19 tahun yang lalu, keturunan ke-19 kaum Demon dilahirkan. Kami semua yakin, anak laki-laki yang akan lahir itu adalah Demon terkuat yang pernah ada, tak ada yang bisa menandinginya. Tapi kami dari bangsa werewolf kemudian kecewa ketika yang terlahir adalah anak perempuan. Putri Lheora memang memiliki kekuatan yang maha dahsyat, tapi kami dari kaum werewolf percaya bahwa ketika kepemimpinan diserahkan kepada seorang perempuan, maka semuanya akan berakhir dengan kehancuran.”

Wajah Putri Lheora memerah mendengar penuturan werewolf yang berubah menjadi manusia itu. Dengan kekuatannya, matanya bisa menembus dinding dan melihat Raja Athos, ayahandanya sedang berbincang dengan werewolf yang ia ketahui bernama Laather itu.

“Apa yang membuatmu yakin bahwa putriku akan merusak dunia Deidamia ini wahai Laather?” tanya Sang Raja, wajahnya nampak begitu tenang, berbanding terbalik dengan pria jangkung di sebelahnya dengan wajah serius dan tegas.

“Perempuan adalah pembawa sial Raja! Mereka tidak bisa apa-apa. Mereka selalu mengutamakan perasaaan. Makhluk munafik! Perempuan tidak akan bisa jadi pemimpin yang tegas. Mereka hanya bisa me- Ahrgggg!!!” celotehan Laather mendadak terhenti, berubah menjadi geraman menahan sakit. Tangannya meremas dada bagian kirinya.

Di balik dinding sana. Seorang gadis berambut putih dengan netra berwarna merah menyala mengeluarkan aura menakutkan. Tatapannya fokus pada jantung  Laather. Dengan mulut yang melirihkan beberapa kalimat.

Raja Athos tetap tenang bahkan ketika Laather terus-menerus meronta meminta tolong. Raja Athos mengalihkan pandangannya ke arah dinding. Ia tahu siapa dalang dibalik ini semua. Raja Athos kemudian tersenyum miring, senyum yang benar-benar mirip dengan senyum Putri Lheora.

“Dan makhluk yang kau sebut tidak bisa apa-apa itu sedang menaruh nyawamu di ujung tombak Laather.”

Ahrgggg!!!!!”

Putri Lheora di balik sana mengepalkan tangannya, kemudian mengucapkan satu kata sakral.

“Mati!”

“Ahrggg!!!!!!” Laather terjatuh dari kursinya, darah segar keluar dari mulutnya.

Jangan mengusik Putri Lheora. Jangan pernah. Itu sama saja menjemput kematian. Putri Lheora, Demon keturunan ke-19, Demon terkuat yang pernah ada.

“Temuilah ibundamu wahai putriku,” ujar Raja Athos pelan.

Putri Lheora di balik dinding sana mengangguk. Netranya kembali berwarna hijau. Ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Kini ia sudah tiba di pintu kamar Sang Raja dan Ratu.

“Ibunda. Ini aku Lheora.”

“Masuklah putriku.”

Lheora masuk ke dalam sana. Ia bisa menghirup aroma tulip, bunga kesukaan sang ibunda. Seorang wanita dengan paras yang begitu cantik tengah tersenyum hangat ke arahnya. Ratu Zelda sedang duduk menyander di atas ranjang berukuran King Size.

“Duduklah di sampingku Lheora.”

Lheora mendekat dan duduk di sisi ranjang.

“Besok adalah ulang tahunmu yang ke-19. Kau tahu sendiri bukan, bagaimana angka 19 dianggap istimewa di dunia Deidamia ini.”

“Iya ibunda, Lheora tahu mengenai hal itu.”

“Ibunda harap, semua yang terjadi esok hari, jangan pernah menyalahkan takdir atau siapapun. Percayalah, semuanya punya sisi baik. Jangan biarkan rasa benci bersarang di dadamu. Jadilah pemimpin yang bijaksana, tidak memihak satu kaum. Tapi mempersatukan semua kaum. Satukan semuanya kembali Lheora, jangan pernah ada perpecahan. Dan ingat. Cinta sejati tak pernah salah orang. Mungkin kamu yang akan ditujukan pada orang yang keliru. Tapi percayalah, takdir akan selalu membawamu ke orang yang tepat. Mungkin bukan sekarang, tapi nanti, bisa jadi satu tahun lagi.”

Lheora mematung mendengarnya. Apa maksud ibundanya? Baru ia akan bertanya, tapi ia urungkan ketika ibundanya menyuruhnya keluar dan bersiap-siap untuk pesta besok.

Lheora sudah tiba di kamarnya. Matahari perlahan bersembunyi di ufuk barat sana. Walau nasihat ibundanya masih terngiang begitu jelas tapi Lheora harus tetap tenang dan memaksakan diri untuk tidur. Besok, peristiwa besar menantinya. Bukan hanya perihal pesta ulang tahun, tapi lebih dari itu.

Related posts:

GARIS TAKDIR

Oleh: Imam Mahdi A Lekas lagi tubuhku melangkahMelawan hati yang gundahKe ruang samar tanpa arah Sering kali, ragu ini menahan

Dialog Temaram dalam Jemala

Oleh: Naufal Fakhirsha Aksah (Mahasiswa Fakultas Hukum Unhas) Bagaimana kabarmu? Kabar saya baik, Tuan.  Bagaimana sejak hari itu? Sungguh, saya

Bukan Cerita Kami

Oleh: Akhyar Hamdi & Nur Aflihyana Bugi Bagaimana kau di kota itu, Puan? Kudengar sedang masuk musim basahTidak kah ingin