Oleh: Elmayanti
Pengurus LPMH-UH Periode 2022-2023
Ketika matamu dan mataku saling berbicara
Bercakap tanpa aksara, mengintai tanpa kata
Jantungku yang menggilaimu tersirap, tak terima digoyahkan
Dimensi milikku pecah, berhamburan melewati ruang
Galaksiku meledak seketika, tak tahu arah perempatan
Harapanku mengangkasa tanpa jeda, menggapapai rembang
Terdengar puitis memang, tapi itulah realitas
‘Cut’
Ah suara itu kembali menyadarkan, kita memang maya bukan nyata
Kau tanggalkan tanganmu dari genggamanku
Wajah berseri beberapa detik lalu mendadak sendu
Kau benar-benar pelakon berwajah palsu
Dengan senyum mekar yang kembali menyihir saraf
Walau ku tahu itu sekedar basa-basi normatif saja
Pukul 1 dini hari
Kau dan aku duduk termangu, seragam memegang naskah
Kau menatap ke depan, memperhatikan hiruk pikuk orang di balik layar
Sedang aku menunduk, menatap sepatu kets oranye yang kukenakan
Aku tak berani tengadah, takut-takut pada bintang
Bukan bagaimana, hanya saja bintang pasti tersinggung
Tak terima, makhluk di sebelahku mengalahkan kilaunya
Kau berceloteh sebentar, lantas pamit
“Selamat malam,” ucap bibirku
“Aku mencintaimu dan kau?” Tanya hatiku
Kau mengangguk, entah kepada siapa?
Kepada bibirku ataukah hatiku?