web analytics
header

Pembangkangan Terhadap Sistem Pendidikan Otoriter Melalui Lagu Pink Floyd “Another Brick in The Wall”

Ilustrasi: Tim Eksepsi

Ilustrasi: Tim Eksepsi
Ilustrasi: Tim Eksepsi

Oleh: Muhammad Abi Dzaar Al Ghiffary

Pengurus LPMH-UH Periode 2022-2023

Lagu “Another Brick in the Wall” adalah salah satu lagu terkenal dari band rock legendaris Pink Floyd. Lagu ini dirilis pada tahun 1979 dan merupakan bagian dari album “The Wall”. Lagu ini terdiri dari tiga bagian yang disatukan menjadi satu lagu yang panjang.

Secara lirik, “Another Brick in the Wall” menggambarkan pengalaman seorang individu dalam sistem pendidikan yang otoriter dan menghancurkan kreativitas serta individualitas anak-anak. Lirik lagu ini mengkritik pendidikan yang terlalu disiplin dan memisahkan siswa dari dunia nyata. Salah satu baris yang paling terkenal dari lagu ini adalah “We don’t need no education” yang menyuarakan ketidaksetujuan terhadap sistem pendidikan yang membentuk individu tanpa memperhatikan potensi kreativitas mereka.

Lagu ini juga menyoroti tema-tema lain dalam album “The Wall” seperti isolasi, ketidakbahagiaan, dan dinding emosional yang dibangun oleh protagonis album sebagai bentuk perlindungan dari dunia luar yang keras dan tidak ramah.

“Another Brick in the Wall” juga terkenal dengan chorus yang menggema dengan siswa menyanyikan baris “We don’t need no education”. Bagian ini mencerminkan narasi dalam lagu di mana siswa mencoba melawan sistem yang meredam kreativitas mereka.

Juga pada bagian “No dark sarcasm in the classroom, teacher leave them kids alone”, Pink Floyd menyoroti penghinaan atau sikap sinis yang terkadang hadir dalam lingkungan akademis. Lirik ini mengungkapkan keinginan agar para guru tidak memperlakukan siswa dengan kekerasan atau meremehkan mereka. Pink Floyd menggambarkan kebutuhan akan ruang dan kebebasan untuk siswa agar dapat tumbuh dan belajar dengan cara mereka sendiri.

Secara musikal, lagu ini menampilkan komposisi yang kompleks dan dramatis dengan gabungan elemen rock dan progresif. Gaya musik Pink Floyd yang khas tercermin dalam struktur lagu yang memadukan bagian instrumental, solo gitar yang menghentak, serta suara vokal yang mendalam dan emosional dari Roger Waters, vokalis utama Pink Floyd.

“Another Brick in the Wall” menjadi hits di seluruh dunia dan lagu ini tetap menjadi salah satu lagu paling ikonik dan diingat dari Pink Floyd. Liriknya yang kontroversial dan pesan sosialnya yang kuat membuatnya menjadi simbol perlawanan terhadap konformitas dan penindasan.

Roger Waters, penulis lagu yang ini, berargumen bahwa sistem pendidikan tidak hanya buruk, tetapi juga memiliki peran otoritarian yang sangat membebani. Dalam video musiknya, berbagai gambaran, suara, dan metafora ditampilkan untuk mengekspresikan argumen tersebut bahwa pendidikan dengan model tersebut tidak berarti. Menurutnya, sistem pendidikan kontemporer justru menampilkan kurangnya keunikan dan kemandirian dalam siswa serta mengindikasikan suatu sistem pendidikan yang buruk yang melibatkan peran otoritarian institusi pendidikan yang hanya berdasar kepada pemenuhan industri dan penegakan “moral” semata. 

Walaupun rilis 4 dekade silam, namun nampaknya lagu ini masih tetap relevan melihat kondisi beberapa “institusi pendidikan” yang masih suka membredel siswanya dengan metode otoritarian. Mirip mirip institusi pendidikan onoh…

 

*Tulisan ini tidak mewakili pandangan Redaksi Eksepsi

Related posts:

KAPITALISME DI BALIK PTN BH

Oleh: Muhammad Rizqi Ardian (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Transformasi Perguruan Tinggi Negri (PTN) menjadi perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH)