web analytics
header

Lesung Mimpi

Oleh: Muhammad Rifki

(Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2020)

Kemarin, esoknya tiba
Lamunan itu yang menumpahkan semuanya
Tentang burung yang tenang
Tentang ikan yang berlinang
Tentang siput dan sang cangkang
Masih diam dalam takutnya

Kemarinnya belum sampai
Kantuknya yang berpesan
Saat kawannya mengeluarkan belati itu
Tetapi bukan karena akhir setapaknya
Ujung penanya
Atau penuh ranselnya
Dengarnya samar
Lihatnya bias
Jiwanya hanya sembunyi
Di sudut buta manusia lain
Ia samar karena menyamarkan
Ia bias karena membiaskan

Esok dan kemarin
Berusaha bangga melalui cerminnya
Yang kawannya lihat lewat pantulan belatinya
“Tusuk saja tangan ini!” ringkih mulutnya
“Aku ingin senang dulu” bisik kawannya

Hari ini, sadarnya masih berkeliling
Mencari tempat demi tempat untuk sembunyi
“Tidak lama lagi” doa si Ibu
Dalam pantulan mimpinya

Related posts:

Abstrak

Oleh: Juwa Kerlip lampu jalan tak akan menyamai bintang. Ingin kucari tahu kata yang akan kupatrikan ketika mendengar isi kepalamu—yang

Terima Kasih

Oleh: Muhammad Fauzan MB Ragu menyerupai kabut yang mengunci pandangan, menyisakan langkah-langkah kecil yang gemetar menuju arah yang tak pasti.Getar

Di Balik Hening Senyummu

Oleh: Muhammad Supardi Di antara senyum yang tak pernah letihKumelihat sebuah rahasia di bola matamuSeperti angin yang datang berbisik lirihNamun

Penghitung Pengunjung Responsif

Total Pengunjung

...

Kunjungan Unik Hari Ini