web analytics
header

Senandika

Sumber: Pinterest

Oleh: Nur Rahma

(Pengurus LPMH Periode 2022-2023)

Awalnya kau hanya abisatya bagiku
Namun tanpa mendengar bisik aba
Ambek mulai menjamah hatiku
Inginku hindari namun perasaan itu semakin gencar
Membuat rona di pipiku kerap berwarna
Langkah kakimu seolah terdengar di kupingku
Layaknya kita menapaki tempat yang sama
Ingin kuusik namun terus membayangi
Akalku mulai tak waras
Larik ku melengkung menampakkan deretan putih tanpa sengaja berucap,
ada apa ini?
Kali ini penaku tak akan kubiarkan berhenti
Menulis diksi yang tersusun bersama pekatnya tinta di atas Carikan kertas
Jangan biarkan aku mengalir terlalu dalam
Tersiksa akan kebutaan yang terus merangsang
Entah sampai kapan?
Bahkan angan pun tak berencana
Ini bukan bagian dari skenario
Terlanjur, kubangan itu sudah mulai besar
Amargi tak pernah ada dalam khayalku
Dinding hati lelah menopang dendang pengantar tidur
Mencoba terpejam namun ambisi mengejar lambaian yang hilang bersama remang-remangnya malam
Kisah ini kututup bersama tiupan angin meniup pelita hingga padam

Related posts:

DESEMBER KESEKIAN

Oleh: Nur Fadliansyah Abubakar & A. Wafia Azzahra Makin perih namun teriris Semakin diam semakin sakit Lelah batin Ingin mati

Pemangsa Peradaban

Penulis: Verlyn Thesman (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Mau seperti apakah kaumku? Nyaman sudah tak pernah kami alami Tertutup tak tertutup

Temu

Penulis: Wriftsah Qalbiah (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Semilir rindu menaungi langkahku, Membawaku pada ruang sepi yang menanti sebuah temu. Bayangmu