web analytics
header

Jejak Minke: Refleksi Kebebasan di Bumi Manusia

Sumber: Goodreads

Oleh: Rahmawati

(Pengurus LPMH Periode 2022-2023)

Siapa yang sudah tidak familier lagi dengan Novel Bumi Manusia? Atau film Bumi Manusia yang diperankan oleh aktor terkenal Indonesia Iqbaal Ramadhan sebagai Minke? Hal ini tidak dapat dipungkiri bukan, bahwa Bumi Manusia dalam versi novel maupun film adalah karya sastra terbaik yang patut diakui dari bangsa ini. Setidaknya seperti itu pandangan penulis.

Bumi Manusia ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer yang dikenal sebagai salah satu sastrawan besar Indonesia. Karya-karya yang selalu mellibatkan isu perjuangan, kritik sosial, dan refleksi sejarah membuat orang-orang semakin mengagumi karyanya. Novel Bumi Manusia sendiri adalah bagian pertama dari novel Tetralogi Buru. Buku ini ditulis Pram saat ia di asingkan di Pulau Buru, Kepulauan Maluku pada masa rezim Orde Baru tahun 1965. Kemudian pada tahun 1981 novel ini pernah ditarik dari peredaran oleh Kejaksaan Agung karena dinilai sebagai buku propaganda komunisme.

Novel dengan tebal 534 halaman ini bergenre Roman Sejarah dengan berlatar tahun 1890-1899 yang saat itu Indonesia masih bernama Hindia-Belanda. Tokoh utama di novel ini bernama Minke seorang priyayi (sebutan dalam kebudayaan Jawa yang memiliki kedudukan terhormat) yang bersekolah di HBS Surabaya (Hoogere Burgerschool-sekolah menengah Kolonial Belanda) yang masa itu hanya orang tertentu bisa mengakses pendidikan.

Minke tumbuh dalam lingkungan yang diwarnai oleh perbedaan kelas, etnis, dan kolonialisme. Sebagai seseorang yang berpendidikan Minke digambarkan sebagai seseorang yang memiliki pemikiran progresif dan mengejar kemandirian serta kebebasan sebagai hal yang sangat berharga dalam hidupnya;

 “sahaya hanya ingin jadi manusia bebas, tidak diperintah, tidak memerintah, Bunda.” Hal 190

Hal Ini sejalan dengan karakter Minke yang ternyata terinspirasi dari sosok Tirto Adi Soerjo yang merupakan Bapak Pers Nasional. Seperti Tirto yang berusaha dengan bebas menyuarakan kebenaran melalui media massa, Minke juga dihadapkan pada perjuangan untuk mengejar kebebasan pribadi dan pemikiran di tengah dinamika masyarakat Kolonial Belanda pada masanya. Keduanya mewakili semangat untuk memberikan suara kepada rakyat.

Beralih ke tokoh pendukung yang banyak menyita perhatian penulis yaitu Nyai Ontosoroh ibu dari Annelis (Pasangan Minke). Nyai Ontosoroh Perempuan dengan perjalan hidup yang sangat berat. Bermula saat remaja ia ‘dijual’ oleh ayahnya sendiri demi jabatan untuk menjadi ‘gundik’ dari Tuan Herman Mallema peranakan bangsa Eropa. Meskipun ia hanyalah seorang gundik pribumi ia dikagumi banyak orang karena menjadi seorang pemimpin perusahaan pertanian besar di daerahnya. Lebih daripada itu tokoh Nyai Ontosoroh dalam novel ini mencerminkan esensi dari gerakan feminisme.

Dengan kekayaan alur cerita, narasi sastra, karakter-karakter yang kuat, dan pesan yang mendalam Bumi Manusia menghadirkan pengalaman membaca yang memikat. Novel ini tidak hanya memberikan gambaran hidup pada masa penjajahan, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas manusia dan perjuangan menuju kebebasan.

Menurutmu apa makna sebenarnya dari Bumi Manusia? Apakah secarah harfiah yang berarti “tanah tempat tinggal manusia”. Judul ini menggambarkan keterkaitan erat antara manusia dan tanah. Mencerminkan perjuangan manusia untuk menguasai takdirnya sendiri di bumi. Tanah di sini tidak hanya menjadi latar tempat kehidupan fisik, tetapi juga melambangkan panggung perjuangan, ketidaksetaraan, dan penindasan yang dialami oleh masyarakat Indonesia pada masa kolonial. Judul ini mencerminkan semangat perlawanan dan keinginan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan.

Bumi Manusia juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menggambarkan perjalanan manusia dalam menghadapi ketidakadilan, menemukan identitasnya, dan memperjuangkan hak-haknya di bumi tempat ia tinggal. Pram menggunakan judul ini untuk menyelipkan makna filosofis yang mendalam mengajak pembaca untuk merenung tentang eksistensi manusia di tengah-tengah perubahan sosial dan politik.

Seperti pada salah satu quote dalam novel ini;

“Kau terpelajar Minke, seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.” Hal 77

Paling tidak buku ini wajib dibaca sekali seumur hidup apalagi teruntuk penggemar sastra dan fiksi Sejarah. Dalam hal narasi tidak perlu diragukan lagi. Pram mampu menggambarkan alur cerita secara terstruktur dan mengalir dengan ritme yang beragam. Kejutan demi kejutan hadir dalam setiap halaman, di mana momen romantis dapat berubah menjadi ketegangan dalam hitungan detik. Perlu digarisbawahi bahwa dalam novel ini memuat kosakata Belanda dan istilah-istilah lama. Seperti Harmal=hari malam, Mevrouw=Nyonya, sassus=desas desus, compagnie=sekutu dan masih banyak lagi.

Related posts: