Oleh: Imam Mahdi A
Suara angin malam melambai,
Di kegelapan, hati semakin teriris abai.
Akhirnya kembali bertemu, meski hanya di alam maya,
Namun malam ini berbeda, tak seperti biasa.
Puncak pertengkaran terus menganga,
Kita saling menyalahkan, tanpa henti.
Seperti dua jiwa yang terjerat di tepi jurang,
Menunggu, apakah kita akan terhempas atau bertahan.
Bukankah kita butuh penghubung,
Untuk menjaga cinta tetap utuh?
Seperti sling berkarat yang tetap kuat.
Namun sling, sesungguhnya, bisa menjadi talang,
Mengangkatmu tinggi, atau menjatuhkanmu ke dasar jurang.
Aku pikir kita telah menemukan jawaban,
Namun sadarlah, aku bukanlah kawat sling,
Melainkan hanya sebuah selingan,
Berat hati tuk akui, tapi aku tak ingin ini terulang.
Langkahku menjauh dari tepian,
Menjadi saksi akan kepergian,
Aku tahu, kau sudah tidak lagi kesepian.
Bodohnya diri lambat menyadari,
Bahwa aku hanya pengisi sunyi
bagi senggang waktu sang dewi.
Ku harap, kau telah utuh,
Tumbuh tanpa ragu,
Karna semua kini telah kau tempuh,
ujar tumbal selingkuh.