Penulis: Nur Rahmah (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024)
Kau hanya abisatya bagiku
Ucap seorang wanodya gila
Tepat setahun yang lalu
Tersusun rapi dalam khayal benak manusia biasa yang mengagumi segala tentangmu.
Renjana kian terpasung dalam daksa yang terus meronta, amerga perasaan yang terbelenggu di dalam asmaraloka yang penuh tanda tanya.
Apa perlu sedikit kuperjelas tuan berkaca?
Ada banyak waktu yang terbuang hanya untuk menghamba pada mereka yang terus mendamba.
Malam penuh tanya dan tengadah langit dengan seksama,
Ada begitu banyak diam, tetap sembunyi dan selalu menjadi misteri
Mengapa tercipta jika segalanya berbeda?
Angglang, diri ini terpukau pada nayanika yang berkaca itu, Tuan
Lekuk kecil pada pipimu tak ayal membuat larik ku menampakkan senyuman.
Manusia hanya bisa menaruh asa pada senandika
Yang entah kapan sanggup mengubah sebuah arsa tanpa lara.
Membiarkan harap meratapi sepi membuatnya mati,
Tapi apalah daya menaruh asa jika teduh terus membuat jarak.
Biarkan rasa itu mengalun pilu,
Semua butuh gelap untuk termangu
Mungkin akan ada jawab di penghujung yang terus saling meragu.