Oleh: Claudia Aprilia
Malam ini negeriku berkabung,
Atas kebebasan yang mati perlahan.
Ratapan tangis terdengar dari seluruh penjuru,
Kaki-kaki berderap cepat,
Dering darurat bergema,
Seiring ketukan palu dan seringai berdasi
Di atas kursi mewah berlapis kulit rakyat.
Malam ini negeriku berkabung,
Atas kebebasan yang mati perlahan.
Tembakan panas terdengar dari seluruh penjuru,
Tawa lepas dan kantuk mereka
Memuakkan dan memekakkan telingaku.
Malam ini negeriku berkabung,
Atas kebenaran yang dibungkam paksa.
Jalan-jalan pun sia-sia perjuangannya,
Jerit paksa dan air mata pun tak ada artinya,
Tulisan-tulisan dari hati
Dikalahkan oleh mesin tak bernyawa
Penuh dengan anggur manis
Yang meninggalkan rasa kalut
Pahit layaknya obat yang tak menyembuhkan.
Malam ini negeriku berkabung,
Atas suara-suara yang dibungkam
Dengan ratanya kepala bersimbah darah
Dan mulut bersimbah robekan tinta
Aku berkabung,
Badanku lelah, pikiranku kacau
Pemakaman mana lagi yang mau kudatangi
Untuk memakamkan,
Mayat negeriku hari ini?