Oleh: Alisaa
Untuk yang dikasihi dan mengasihi.
Sosok yang cantiknya tiada yang dapat menafikkan.
Segala kelam dan suram itu, mari kita tertawakan bersama.
Segala beban dan tanggung jawab, kita caci maki bersama.
Salam sayang untukmu, maaf dan terima kasih.
Untuk yang ditahan dan bertahan.
Kau yang matamu seakan menjelaskan bahwa kau tidak pernah menghadapi dunia dengan jelas.
Namun pada nyatanya, kau selesaikan banyak hal yang kiranya tak mampu untuk sekedar terlihat oleh mataku.
Mari tetap berteduh di bawah satu atap.
Salam sayang untukmu, maaf dan terima kasih.
Untuk yang dimaklumi dan memaklumi.
Seorang feminis yang akan selalu memaki setiap ketimpangan.
Keteguhanmu selalu pantas dikagumi.
Semoga masing-masing kita terus nyaman membagi berbagai hal.
Salam sayang untukmu, maaf dan terima kasih.
Untuk yang dimengerti dan mengerti.
Kelapanganmu selalu membuat iri.
Sudah menjadi keyakinan, bahwa kau akan dapat yang lebih dari kami semua sebab kau selalu mengusahakan lebih dari yang kami dapat usahakan.
Salam sayang untukmu, maaf dan terima kasih.
Kawan,
Kurang dan lebihnya, akal serta batinku anehnya selalu dapat berterima.
Segala syukur yang terasa, selalu ada kalian mengisi ruangnya.
Banyak sekali perasaan yang abstrak hingga tak mampu kudapati kata dalam kamus, atau bahasa dari negara manapun, yang dapat membantu untuk kutuliskan di sini, dan menjadi bagian dari syair perangkai ketulusanku yang terlucuti dalam puisi ini.
Salam sayang, kawanku sekalian.