Oleh: Muhammad Ilham Septian (Mahasiswa Jurusan Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar)
Berbincang-bincang hangat dengan ibu-ibu PARAS (Perempuan Pejuang Air Bersih) Tallo.
Jika ingin bermimpi, umumnya seseorang harus tidur. Namun berbeda dengan ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas PARAS Tallo. Mereka justru terbangun dari tidur panjang ketidakpedulian untuk menyuarakan dan memperjuangkan mimpi-mimpi mereka yang nyata yaitu: akses terhadap air bersih setiap hari.
Sudah bertahun-tahun para ibu ini mendambakan air bersih sebagai kebutuhan pokok yang semestinya mudah diakses. Namun, janji-janji yang dahulu pernah disampaikan oleh pihak-pihak terkait mengenai ketersediaan air bersih, hingga kini belum sepenuhnya terwujud.
“Memang kalau ingin mempunyai mimpi kita harus tidur, tetapi berbeda dengan kami. Kami terbangun dan menyuarakan hak kami sebagai warga. Air bersih memang bukan kemewahan tetapi itu adalah mimpi kami,” ujar Ibu Husnani, salah satu anggota PARAS Tallo.
Pernyataan ini bukan sekadar ungkapan emosional. Ia adalah bentuk nyata dari kesadaran dan keberanian warga, khususnya perempuan pejuang air bersih, untuk menuntut hak dasar mereka. Air bersih bukanlah permintaan berlebihan, melainkan bagian dari hak asasi manusia yang seharusnya dijamin negara.
Dengan semangat kolektif dan suara yang semakin nyaring. Komunitas ini berharap pemerintah dan instansi terkait segera merealisasikan janji mereka agar seluruh warga, terutama di kawasan pesisir Tallo, bisa menikmati air bersih setiap hari.
– Makassar 22 juli 2025, Kompleks Makam Raja-Raja TALLO.