web analytics
header

Abstrak

Oleh: Juwa

Kerlip lampu jalan tak akan menyamai bintang. Ingin kucari tahu kata yang akan kupatrikan ketika mendengar isi kepalamu—yang keluar melalui sepatah kata, yang bahkan tidak kau berikan tambahan definisi. Tapi aku akan mencari tahu, jangan khawatir, akan kudefinisikan agar bisa bicara lagi denganmu lain hari.

Kupikir jingga adalah warnamu, sebab entah kenapa ia selaras denganmu. Ia tak sering terpatri pada bangunan dengan tema minimalis perkotaan, juga jarang menjadi warna kesukaan orang-orang. Pun ia lebih sering disebut dengan orange ketika ditemui, seolah jingga memiliki arti yang berbeda, dan menyandang istimewa. Aku yakin, bahkan jingga pada matahari terbit akan menunduk tidak percaya diri ketika kusebut namamu.

Kau tahu? Aku menaruh orang-orang dalam ribuan lagu, namun sulit menaruhmu pada bahkan satu lagu. Sungguh, lagu sempurna yang kata orang cukup untuk menaruh potret fantastis, tidak cukup menggambarmu. Kupikir sesempurna itu parasmu—terutama ketika diterpa cahaya matahari terbenam di sela mendung.

Ingin kutaruh kau pada mari bercerita, sebab ingin kudengar pendapatmu tentang bunga padi yang melambai malu di sawah. Bagaimana menurutmu? Indah kah ia? Atau akan kau ceritakan sebuah filosofi tentangnya?

Hey, tolong izinkan aku mengerucutkan ledakan perasaanku padamu jadi satu—ia kupanggil: kagum.

Related posts:

Kala Cinta Berakhir Sunyi

Oleh: Sri Kandi Ananda Budhida Aku duduk terdiam di atas ranjang, diselimuti oleh pelukan sunyi dari sandaran jiwa yang setia

Terima Kasih

Oleh: Muhammad Fauzan MB Ragu menyerupai kabut yang mengunci pandangan, menyisakan langkah-langkah kecil yang gemetar menuju arah yang tak pasti.Getar

Di Balik Hening Senyummu

Oleh: Muhammad Supardi Di antara senyum yang tak pernah letihKumelihat sebuah rahasia di bola matamuSeperti angin yang datang berbisik lirihNamun

Penghitung Pengunjung Responsif

Total Pengunjung

...

Kunjungan Unik Hari Ini