web analytics
header

MENYEDUH KOPI

Sumber: Pinterest

Penulis: Jellian (Pengurus LPMH-UH Periode 2023-2024)

Kopi yang baru kau seduh tadi melukis matanya,

Begitu legam dan tajam

Binar miliknya serasi dengan kilau lampu yang memantul di permukaan minuman itu, menggelitik perasaanmu dengan cara aneh

Semerbaknya menguar,

Menahanmu untuk duduk berlama-lama disana,

Mendengar celotehnya yang siap memenuhi kepalamu di kemudian hari; di pagi-pagi buta dan malam-malam bisu

Dia selaras dengan minuman pekat itu

Jarang kau jumpai dia bertegur sapa dengan terang matahari, barangkali gelap sudah menjadi teman dekatnya,

Atau bahkan kekasih yang setia menjemputnya tiap hitam mulai bergantung di bawah kaki langit

Namun kopi seduhanmu terlalu pahit untuk menjelma dirinya,

Terlalu sendu untuk senyum yang kerap terpahat di wajah itu

Pun begitu kontras dengan setiap lelucon yang dilontarkan

Kopi yang mulai dingin di hadapan membuatmu bertanya-tanya,

“Apa mungkin dua sendok gula, akan cukup?”

Related posts:

Pemangsa Peradaban

Penulis: Verlyn Thesman (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Mau seperti apakah kaumku? Nyaman sudah tak pernah kami alami Tertutup tak tertutup

Temu

Penulis: Wriftsah Qalbiah (Pengurus LPMH-UH Periode 2023/2024) Semilir rindu menaungi langkahku, Membawaku pada ruang sepi yang menanti sebuah temu. Bayangmu

Menumpang Tanya

Oleh: Athifah Putri Fidar Di atas bus yang berguncang lembut,kita berdiri bersebelahan,namun dengan debaran jantung yang tak seiramseperti dua ritme