web analytics
header

Suara Massa

Sumber: Kael Abello #ArtistsAgainstApartheid

Oleh: Muh Abi Dzarr Al Ghiffariy

Dengarlah gema yang membelah keheningan zaman, 

Gelegar yang sontak menyalakan nurani generasi. 

Debar tekad para martir, 

Menjelma menjadi ruh yang menyusupi setiap nadi perjuangan, ia yang memegang kendali atas takdir yang tertindas.

Dari zaman Adam hingga senja ini, kezaliman tak henti merajut jaring-jaring pemisah,

Mendirikan dinding kebisuan di antara hati-hati yang rindu bersatu. 

Namun dari celah tirani, suara rakyat merembes laksana cahaya fajar, 

Tak terbendung, tak terkalahkan, sebab kemenangan adalah sumpah abadi yang terucap.

Setiap babad perlawanan tertulis dengan tinta yang sama, 

Bermula dari bisik-bisik resah dalam sunyi, getarannya meruntuhkan tiang-tiang penindasan dari dalam. 

Bisikan itu tumbuh di ladang-ladang kesadaran, disirami air mata dan darah, 

Hingga menjadi pekik serentak pemecah angkasa.

Langkah kaki telah menjadi gempa yang mengguncang istana, 

Teriakan mereka telah menjadi badai yang tak lagi bisa diabaikan. 

Lihatlah, ia terus membesar, meninggi, menyatu dalam satu simfoni agung, 

Itulah gelombang pasang yang tak terbantahkan, itulah suara massa.

Maka sambutlah mereka, 

Arsitek generasi baru yang jiwanya terbuat dari baja persatuan. 

Kalian telah memilih kesatuan sebagai jalan, sebagai benteng, sebagai kiblat, 

Biarkanlah laju dari kafilah mulia ini, mengukir jejak di pusaran peta sejarah.

Dalam naungan pertolongan Sang Ilah, 

Berjuang di bawah panji-panji suci perintah-Nya. 

Sebab tiada benteng buatan manusia, tiada kekuatan fana di muka bumi, 

Yang sanggup menghalau arus dahsyat yang lahir dari rahim kehendak rakyat.

Maka atas nama persatuan yang telah menjadi sumpah, bangkitlah! 

Lantangkan suara hingga langit bergetar, dan sampaikan warta ini kepada para Zionis dan tuan tanah: 

Bahwa tanah ini, udara ini, dan setiap jengkal martabat kami, tidak akan pernah tunduk pada penindasan.

Terinsipirasi dari Mahakarya  Mohammed Abdel Wahab – صوت الجماهير (Sout el Gamaheer/Suara Massa)

Related posts:

Ia

Oleh: Nona Ia hanya teman lama datang tiba-tiba, tanpa aba-aba di saat hati masih belajar lupa tanpa banyak kata ia

Arshynta

Oleh: Muhammad Fauzan MB Ketika modernisme menulis tentang distopia dan postmodernisme membantainya dengan relativisme aku masih mencari kata yang pas

Biru

Oleh: Juwa (Pengurus LPMH-UH Periode 2024/2025) Ia, sesosok biru yang tergambar pilu lewat sorot mata sayu yang ia miliki. Hening