Oleh :Nur Fuadyah Kahar (Layouter LPMH-UH Periode 2016-2017)
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mempunyai pemuda intelektual, kritis dan siap melakukan perubahan. Sejatinya, masa depan bangsa ditentukan oleh generasi penerus, sebagai pelaku utama yang akan menetukan nasib bangsanya. Peran pemuda tidak lepas dari seberapa besar usahanya, dalam berpikir kritis, lalu melakukan pergerakan yang mengarah pada optimalisasi perwujudan pembangunan bangsa yang lebih maju.
Berkaca pada kegigihan para pemuda pejuang proklamasi kemerdekaan, tepatnya 71 tahun lalu. Tidak dapat dipungkiri bahwa Sang Saka Merah Putih dapat dikibarkan karena adanya peranan pemuda. Semangat para pemuda pejuang telah berhasil mengantarkan Indonesia pada kemerdekaan. Berkat gelora kepahlawanan mereka, pada detik-detik Indonesia yang masih simpang siur merdeka atau tidak, para pemuda berusaha meyakinkan Ir. Sokearno dan Drs. Moh. Hatta agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Dengan tekad kuat tanpa rasa takut para pejuang telah siap untuk melawan Jepang apapun resikonya, sehingga naskah proklamasi dapat dibacakan dengan hikmat dan penuh keharuan di hadapan ribuan rakyat yang sungguh menantikan kemerdekaan.
Betapa besar pengaruh pemuda bagi bangsanya sendiri. Soekarno pernah berkata, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” cukup menguatkan bahwa besar harapan bangsa terhadap pemuda-pemudanya. Kualitas suatu bangsa dibangun oleh mutu yang dimiliki generasi penerus, sebagai pemegang estafet berbagai sektor kepemimpinan.
Lantas peranan seperti apa yang perlu dilakukan oleh para pemuda saat ini? Adalah pemuda yang mampu bersaing secara global, berjiwa pemimpin dan siap mengawal jalannnya pembangunan bangsa. Fakta bahwa pembangunan bangsa berjalan seiring perkembangan era modernisasi, dimana kemajuan pembangunan dinilai dari kecanggihan teknologi yang dimiliki. Menuntut generasi agar selalu gesit dan inovatif mengikuti perubahan. Semakin menyadarkan bahwa demi jalannya pembangunan di Indonesia harus didukung dengan generasi yang kreatif menciptakan sistem teknologi sesuai perkembangan.
Terlebih pada kesiapan mengikuti arus perkembangan tersebut. Ibarat berselancar di lautan yang luas, kita tak dapat mengetahui dari mana dan sebesar apa ombak akan datang, tetapi harus selalu siap dengan hantaman ombak tersebut. Pada akhirnya yang berhasil hanya yang betul-betul siap pada papan selancarnya. Artinya, perlu strategi persiapan dalam mengawal laju perkembangan.
Pemuda sebagai penggerak pembangunan
71 tahun pasca kemerdekaan, muncul pertanyaan sekaligus kekhawatiran. Apakah konsep pembangunan Indonesia benar-benar telah merdeka? Apakah pemuda sebagai agen perubahan, telah bebas berkotribusi terhadap pembangunan bangsa? Sudah tepatkah pendidikan yang diterapkan saat ini, guna mempersiapkan Indonesia lebih maju? Serta, sejauh manakah persiapan pemuda Indonesia untuk masa mendatang? Di tengah berbagai polemik yang melanda Indonesia saat ini, sudah sepantasnya para pemuda mendedikasikan jiwa, raga dan pikiran membangun Indonesia, negeri yang amat tercinta ini. Di sinilah para pemuda ditekankan untuk berpikir cerdas dan kritis mengawal segala bentuk perkembangan, terutama pada upaya pembangunan menuju bangsa yang lebih maju.
Dalam perannya yang strategis sebagai pelopor pembaharuan, pemuda haruslah memposisikan dirinya dengan memberikan kontribusi bagi pembangunan dalam segala bidang. Sesuai dengan posisi pemuda yang tergolong ke dalam kelompok idealis, terlepas dari pengaruh pihak manapun. Idealisme yang mampu mewujudkan peran pemuda sebagai agent of change, agent of development, dan agent of modernization.
Sebagai agent of change, pemuda mampu mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat ke arah perubahan yang lebih baik, perubahan yang bersifat kemanusiaan dan kepentingan masyarakat. Agent of development, di mana pemuda bertugas untuk melancarkan atau melaksanakan pembangunan di segala bidang, bersifat fisik maupun non fisik. Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah untuk bersama berperan mengisi pembangunan bangsa. Di era ini pemuda dapat berperan aktif mendorong percepatan pembangunan. Sebagai agent of modernization, pemuda bertindak dan bertugas sebagai pelopor dalam pembaharuan. Artinya, pemuda-pemuda dapat memilih mana yang perlu diubah dan mana yang harus dipertahankan.
Pemuda dan Masa depan bangsa
Begitu besar peran pemuda terhadap upaya membangun bangsa. Terlebih pada konsep yang saat ini jadi bayangan masa depan. Konsep Indonesia Emas 2045, sebuah konsep yang nantinya dibuktikan dengan perencanaan yang komprehensif disegala sektor pembangunan. Dengan sejumlah visi yang akan ditetapkan pada tahun 2045. Bahwa Indonesia berada pada masa keemasannya,29 tahun mendatang. Namun, tentu memerlukan persiapan yang matang. Pasalnya, pada tahun 2045 Indonesia diprediksikan akan mencapai masa kejayaan, dimana Indonesia mendapat bonus demografi penduduk, yaitu jumlah generasi penerus produktif Indonesia dalam jumlah besar.
Tahun 2045 pula Indonesia akan memasuki usia 100 tahun setelah kemerdekaan. Angka 100 menjadi sebuah rekonstruksi pemikiran, tentang perencanaan seperti apa yang perlu digagaskan serta diimplementasikan, mengingat kemerdekaan sudah terlampau jauh. Namun, belum ada revolusi tentang kemerdekaan yang semestinya. Pergerakan belum sepenuhnya berjalan oleh kaum pemuda.
Terkait demografi penduduk, pemuda saat ini sebagai generasi penerus, berpotensi besar menjadi subjek Indonesia Emas 2045. Sehingga upaya realisasi terhadap perencanaan 2045 adalah menyiapkan pemuda yang berkarakter dan siap menjadi agent of development, mewujudkan pembangunan bangsa. Dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, menyiapkan pemuda yang berkualitas dari segi moral, pendidikan, akhlak, teguh dan kokoh dalam membangun bagsa.
Salah satu upaya mewujudkan harapan tersebut adalah dengan menamkan pendidikan yang selayaknya. Disinilah peran strategis pendidikan yang mengarah pada pembentukan insan penerus perjuangan bangsa. Pendidikan yang mengarah pada strukturisasi dan konsolidasi kepribadian sebagai upaya yang tetap dan terencana menyiapkan pemuda intelektual, tangguh, berkarakter, dan berjiwa kompetitif. Terlebih pada pendidkan yang mampu mengantar pada revolusi mental yang tengah dicanangkan.
Pendidikan yang sebagaimana mestinya terdapat dalam Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 1, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengndalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berutjuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mengingat bahwa begitu penting dan strategisnya posisi pemuda bagi pembangunan Indonesia, maka diperlukan kontribusi pemuda yang mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pemuda yang siap mengawal pembagunan dan menjalankan peran sebagai agent of change, agent of development dan agent of modernization. Tidak hanya diam menunggu dan mengikuti segala upaya pemerintah untuk konsep membangun kualitas Indonesia. Tetapi sebagai agen yang turut berpartisipai membantu mewujudkan dan mempercepat jalannya konsep pembangunan bangsa.
Sebagai pemuda, selayaknya menyiapkan bangkitnya generasi emas Indonesia. Tentu dengan membekali diri dengan pendidikan yang menerapkan sikap cerdas disertai iman, sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, berjiwa kompetitif dengan aktif mengikuti era modernisasi perkembangan yang mampu mendorong upaya peningkatan mutu pembangunan bangsa dari segi ilmu pengetahuan teknologi, informasi, komunikasi dan sains. Tetap bermoral dan menjunjung semangat pemuda pejuang perebut kemerdekaan bangsa. Sehingga dengan hal tersebut mampu mewujudkan cita-cita kedaulatan bangsa seutuhnya.