Oleh: Amiruddin
S
|
ampai kapan sistem transportasi kita seperti ini? Suatu pertanyaan yang seringkali muncul ketika terjadi kecelakaan dalam dunia transportasi di negeri ini. Dan sampai hari ini pun belum ada yang bisa memberi jawaban yang tepat. Bagaikan benang yang kusut dan sulit untuk diurai kembali; permasalahan transportasi mulai dari kemacetan, buruknya kondisi angkutan umum, ditambah tidak layaknya infrastruktur penunjang transportasi menjadi momok bagi pemerintah dalam menanggulangi masalah transportasi. Bobroknya sistem transportasi di negeri ini bukan hanya terjadi di darat, tetapi juga terjadi di laut dan juga di udara. Permasalahan-permasalahan inilah yang terus membayangi masyarakat Indonesia. Sebenarnya permasalahan transportasi tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga selalu terjadi di berbagai negara di dunia.
Masih segar diingatan kita, pesawat Adam Air jurusan Jakarta-Surabaya-Manado yang jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat, 1 Januari 2007 lalu, menewaskan 102 orang penumpang. Sungguh suatu hal yang sangat memilukan bagi keluarga korban, karena sampai hari ini belum ada satu orang pun korban yang berhasil ditemukan. Dan yang tak kalah hebohnya lagi adalah jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor 9 Mei lalu. Kecelakaan pesawat yang menewaskan 45 orang awaknya ini, kembali memperlihatkan batapa bobroknya sistem transportasi di negeri ini. Selain kecelakaan pesawat, kecelakaan juga sering menimpa transportasi laut kita. Sekitar 15 orang hilang dalam kecelakaan Kapal Motor (KM) Putri Ayu yang tenggelam di perairan laut Alang Pantai, Kabupaten Maluku Tengah pada Minggu, 17 Juni lalu.
Selain masalah transportasi yang sering terjadi di laut dan di udara, permasalahan juga kerapkali muncul pada dunia transportasi darat, seperti kemacetan serta pelecehan seksual yang seringkali menimpa penumpang wanita di kota-kota besar. Derita dunia transportasi negeri ini bukan berakhir sampai di situ. Beberapa hari yang lalu kita kembali dibuat tercengang oleh jatuhnya pesawat Fokker 27 milik TNI AU yang jatuh di dekat Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan menewaskan beberapa awaknya, serta penghuni rumah di dalam komplek perumahan TNI AU Halim Perdanakusuma yang tertimpa pesawat tersebut.
Berbagai kejadian yang menimpa dunia transportasi negeri ini bukannya membuat pembuat kebijakan di negeri jadi terbangun dari tidurnya, mereka (pemerintah,red) malah terus membiarkan kejadian seperti itu terulang lagi dan tanpa ada kerja yang konkret untuk memperbaiki sistem transportasi negeri ini. Tentunya kita semua mengharapkan adanya upaya dari pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi negeri ini, serta berharap suatu saat sistem transportasi negeri kita jadi normal kembali, dan dapat memberi rasa aman bagi para penggunanya. Semoga.
Sinjai, 24 juni 2012