web analytics
header

Penguasa Dan Rakyat Jelata

Oleh : Muhammad Ansar

N
egara indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun kekayaan sumber daya alam tersebut tidaklah mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya sendiri. Negara secara normatif haruslah mampu memberikan sebuah kesejahteraan yang bersifat universal, artinya semua elemen haruslah merasakan kesejahteraan seperti yang diamanahkan oleh Pancasila sebagai ideologi negara yang tercinta ini.
Hal tersebut dapat  kita lihat pada alinea kelima Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi ” …. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Jika kita melihat realita yang  terjadi di negeri pertiwi ini ternyata banyak hal yang masih menimbulkan pertanyaan.
Salah satunya, lihat saja generasi muda yang banyak berkeliaran di jalan. Dengan usia mereka yang masih sangat dini, mereka bekerja untuk mencari sesuap nasi dan menjadi tulang punggung keluarga. Hal tersebut diperparah dengan jauhnya sentuhan pendidikan yang bersifat formal bagi mereka. Di satu sisi, kita melihat banyak kasus yang diangkat dalam media,baik media lokal maupun media nasional, yang berkaitan dengan kasus kelaparan, gizi buruk dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu untuk mendapat perhatian oleh pihak yang bertanggungjawab.
 Teringat dengan perkataan seorang komedian, Sule ” Rakyat biasa dan pemerintah itu bukanlah muhrim.” Hal inilah yang kemudian membuat mereka tidak boleh untuk saling berdekatan. Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah tidak dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia sendiri dan yang lebih miris lagi ketika rakyat menjadi pembantu di negeri sendiri. Lantas, siapakah yang patut di salahkan dalam hal ini?

Related posts:

AI Membunuh Berpikir Kritis

Oleh: Muhammad Thariq Zakwan (Mahasiswa Fakultas Hukum Unhas) Belakangan ini, sedang hangat diperbincangkan di media sosial mengenai tren “Gambar Ghibli”,