web analytics
header

Hanya Muram

Google.com

Google.com
Google.com

Oleh:

Joshua Erang Tanggo

(Pengurus LPMH-UH Periode 2019-2020)


Ada hari ketika langit terbelah dua
Kelam, dingin dikuasai sang awan mendung
Di seberang, cakrawala terhampar dihantam senja
Tapi keduanya hidup dalam kemuraman yang sama

Jutaan serdadu air serentak menerjang bumi
Akhirnya langit menentukan sikap 
Kepada mendung ia berpihak
Namun tetap itu tak merubah apa-apa

Muram telah hadir sedari tadi

Perlahan klise-klise ingatan mencuat bertaut kisah
Bahagia, canda, tawa, sedih, marah, cemburu,
Semua hadir membuka luka menuntut duka
Merangkap sendu dinginnya hujan

Bayang itu kembali muncul menghantui
Bayang yang aku tau persis siapa pemiliknya;
Penyuka hujan yang tak seharusnya pergi
Tak bisa ditolak sesal telah menari di atas duka

Muram seharusnya tak pernah hadir

Related posts:

Seuntai Pelita

Oleh: Ainun Mardia Ada rasa kagum yang sunyiBukan karena cahaya yang menuntun ke puncak gemilang,melainkan karena keberanianmu.Menenun sinar direlung gelap

Kala Cinta Berakhir Sunyi

Oleh: Sri Kandi Ananda Budhida Aku duduk terdiam di atas ranjang, diselimuti oleh pelukan sunyi dari sandaran jiwa yang setia

Abstrak

Oleh: Juwa Kerlip lampu jalan tak akan menyamai bintang. Ingin kucari tahu kata yang akan kupatrikan ketika mendengar isi kepalamu—yang

Penghitung Pengunjung Responsif

Total Pengunjung

...

Kunjungan Unik Hari Ini