web analytics
header

Puisi: Begitulah Rindu

Oleh: Andi Mutmainnah, Pengurus LPMH-UH Periode 2015-2016

Memang rindu itu menyiksa
Karena ia memang bebar-benar menyiksa

Kau ingin tertawa bersamanya
Tapi kau tau itu tak mungkin

Kau ingin mendengar sayup degup jantungnya
Tapi ia terlalu jauh

Kau ingin ia menyapamu dalam halus seirama rinai hujan
Tapi kau tahu itu hanya angan

Karena begitulah rindu
Kau hanya bisa berangan
Kau hanya bisa berharap
Sebab kau tahu
Begitulah rindu

Karena seperti itulah memang rindu

adalah masa di mana otakmu hanya bergerak pada angan tentangnya
Namun kau tahu
Itu hanya sebatas rindu

Karena begitulah memang rindu

Kau tak akan pernah kuasa untuk menebusnya
Mencari tahu apa kabarnya terlalu berat bagimu
Namun kau tahu kau terap rindu

Dan
Pada masa itu
Hanya satu yang kau yakini sebagai penenang hatimu

Bersimpuh dalam hikmat batinmu
Bersama tanganmu yang mengadah pada sang Khaliq

Sampaikan padanya

Aku rindu
Jagakan ia untukku
 

Related posts:

Ia

Oleh: Nona Ia hanya teman lama datang tiba-tiba, tanpa aba-aba di saat hati masih belajar lupa tanpa banyak kata ia

Arshynta

Oleh: Muhammad Fauzan MB Ketika modernisme menulis tentang distopia dan postmodernisme membantainya dengan relativisme aku masih mencari kata yang pas

Biru

Oleh: Juwa (Pengurus LPMH-UH Periode 2024/2025) Ia, sesosok biru yang tergambar pilu lewat sorot mata sayu yang ia miliki. Hening