Oleh Muhammad Aldi Sido (ASAS 2013 Fakultas Hukum Unhas)
Aku tidak takut bicara tentang rindu.
karena ia hanya tentang jarak-jarak,
dan hitungan satu, dua, tiga waktu,
yang bisu.
Aku hanya takut dilupakan,
Sama seperti orang buta yang takut pada kegelapan.
Aku takut,
Dimana akan tiba saatnya,
Ketika kita semua akan mati, dan dilupa.
Akan tiba saatnya ketika tidak ada lagi manusia yang tersisa untuk mengingat bahwa manusia pernah merindukan sesuatu. Tidak akan ada siapapun yang mengingat bahwa Fatimah pernah merindukan Ali, atau Gie yang pernah melamun merindukan Semeru.
Semua sajak yang kita ciptakan, tuliskan, pikirkan, dan temukan akan terlupakan. Dan semua itu, tidak akan ada artinya.
Mungkin saat itu akan segera tiba,
mungkin pula masih jutaan tahun lagi,
tapi seandainya pun kita mampu bertahan hidup dari keberingasan alam ini, kita tidak akan bertahan selama-lamanya.
Akan tiba masanya dimana semuanya akan menghilang dari kesadarannya, dan jika saat itu tiba, Aku ingin menjadi seperti manusia lainnya yang mengabaikan.
Karena Tuhan tahu,
Itulah yang dilakukan semua orang lainnya.
Pemenang Malam Puisi di Line Eksepsi Online (30 Like)
ID Line : Eksepsi Online/@gob7706n