web analytics
header

Tak Ada Kau di Makassar Hari Ini

WhatsApp Image 2022-08-23 at 14.42.25
Sumber: Pinterest

Sefanya Maikhel Perdana Tosingke

Mahasiswa FH-Unhas Angkatan 2020

 

 

i

 

Makassar tak ada kau hanya sebatas kota

Hanya si tua yang berangkat kerja

dan berhenti untuk merayakan senja entah karena apa

 

Bus kota tak menjemput siapa-siapa

Bus kota berhenti pada halte dan memanggil nama

Pejalan kaki menjawab tanpa suara

Tapi sopir bus tau arti bahasanya

 

Yang sopir tangkap artinya:

“dia sedang tak di Makassar, mungkin sedang berkunjung ke Jogja atau Jakarta atau Bali atau Papua atau ke tempat tak bernama”

Pejalan kaki menyebut semua tempat indah dalam isyaratnya

Tapi lupa menyebut Toraja, tempat mula kau ada.

 

Tak ada kau di Makassar hari ini

Mereka pulang kepenantian, meninggalkan jejak-jejak rindu.

 

ii

 

Aku menunggu kau dengan pena dan tanda tanya

Menulis kedatangan kau yang tak pernah bertinta

Dan mengeja kemungkinan kau datang pukul berapa.

 

Aku duduk di tengah kota,

Di tempat mesra

Untuk namanya yang merah.

 

Unhas sedang bahagia karena rektor baru

Tapi unhas tak pernah cukup bahagia tanpa kau

Lampu nama di danaunya ada yang mati

Ternyata mencoba mengeja nama kau dengan hati-hati.

 

Di lain tempat,

Gedung-gedung Makassar tak ingat kapan terakhir kau singgahi

Pohon-pohon rindangnya kehilangan bayangan kau

Dan jalannya mencari jejak kaki kau.

 

Aku tau Makassar menunggu kau

Dia sibuk menunggu kau.

Sedang aku senang karena tak sendiri menghitung rindu

 

iii

 

Makassar tak ada kau hanya sebatas kota

Dengan jejak-jejak rindu

Dan cemburu pada kampung halaman tempat kau kembali.

 

Makassar memang menunggu kau

Sedang aku senang sebab tak sendiri menghitung rindu.

 

Makassar, 01/07/22`

Related posts:

Asa Belia

Oleh: Fadlin Yunus “Diam! Jangan banyak tanya! Kau itu anak kecil, baru kelas satu SMP! Kalau berani mengulang pertanyaan itu

MAAF, KAMI LUPA HARUS DIAM

Oleh : Mei Salwa Asahara Ia lahir dari rahim sunyi, yang lelah melahirkan kata “maaf” kepada dunia untuk segala bentuk

Tangan Besi Perengut Rezeki

Oleh: Muhammad Supardi Di balik meja kekuasaan kau duduk dengan angkuh,Dengan tangan-tangan besimu, tinta hitam kau gores mencoret harapan.Ketukan palumu