web analytics
header

Tiga Tuntutan Mahasiswa Kepada Rektor Unhas

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Unhas Bersatu melakukan aksi di pelataran Gedung Rektorat Unhas, Senin (30/1). Ibn

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Unhas Bersatu melakukan aksi di pelataran Gedung Rektorat Unhas, Senin (30/1). Ibn
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Unhas Bersatu melakukan aksi di pelataran Gedung Rektorat Unhas, Senin (30/1). Ibn

Makassar,  Eksepsi  Online – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Unhas Bersatu kembali melakukan aksi di Pelataran Gedung Rektorat Unhas. Pada aksi Senin (30/1) Aliansi Unhas Bersatu memiliki tiga poin tuntutan yang ditujukan kepada Rektor Unhas Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu. Pertama menuntut  Rektor Unhas untuk menjamin tidak ada kenaikan uang kuliah tunggal (UKT), kedua menolak bentuk komersialisasi pendidikan dan ketiga mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh satuan pengamanan (satpam) Unhas terhadap mahasiswa pada Senin (16/1).

Saat menemui massa aksi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Abdul Rasyid menjelaskan untuk ukt, Rektor Unhas Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu telah menjamin tidak ada kenaikan ukt dihadapan media saat launching Unhas sebagai PTNBH. Hal tersebut juga telah rektor sampaikan pada tahun 2015 saat melakukan pertemuan dengan mahasiswa. Pada kesempatan tersebut, ia  juga menyampaikan penerimaan mahasiswa melaui jalur non subsidi di tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Lanjutnya, terkait penolakan komersialisasi pendidikan, WR III mengajak mahasiswa untuk ikut membantu dalam melakukan pemantauan maupun masukan terkait hal tersebut.

Sementara untuk tuntutan ketiga, saat ini ia sedang mempelajari video yang beredar serta mengumpulkan bukti-bukti melalui media sosial kemudian akan melakukan pemanggilan kepada pihak terkait. “Saya harus punya data terkait kejadian tersebut, karena data tersebut membuat saya yakin untuk melakukan pemanggilan,” tegasnya. Ia pun akan mengawal dan memproses  baik dari pihak satpam maupun orang-orang yang memancing hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.  Ia pun berjanji akan melakukan pertemuan dengan mahasiswa pada Rabu (1/2) untuk membahas lebih lanjut mengenai tuntutan mahasiswa.

Dilain sisi Presiden BEM Pertanian Almunatsir mengatakan memang tidak ada kenaikan ukt, namun penerimaan mahasiswa melalui jalur non subsidi lebih banyak dibandingkan dengan penerimaan mahasiswa dengan ukt satu dan dua. Ia pun menanggapi pernyataan WR III yang mengatakan penerimaan mahasiswa tahun 2016 melaui jalur non subsidi lebih sedikit. Berdasarkan studi kasus di Fakultas Pertanian, ia mendapatkan data bahwa jumlah mahasiswa yang diterima melalui jalur non subsidi pada tahun 2016 lebih banyak dari pada tahun 2015. “Mungkin data yang digunakan WR III skala Unhas, meski pihaknya belum mengumpulkan data untuk skala unhas,  tapi studi kasus di Fakultas Pertanian trennya semakin tahun semakin meningkat,” paparnya.

Almunatsir pun meminta pihak rektorat lebih cepat mengusut dan memproses tindakan represif yang dilakukan oleh satpam. Mengingat hal tersebut  sebagai wujud keseriusan Unhas dalam menindaklanjuti kejadian tersebut.

Ia pun berharap pertemuan yang dijadwalkan pada Rabu nanti akan ditepati karena pertemuan-pertemuan sebelumnya selalu dibatalkan karena rektor tidak ada ditempat. (Ylk)

Related posts: